Cara berfkir dengan pola NLP hingga sesorang bisa menjadi excellence sesering mungkin dalam setiap sikap, tindakan dan hasil, adalah didukung dengan 4 pilar NLP yaitu:
- Outcome atau tujuan atau niat
- Sensory Awareness atau kepedulian akan pentngnya penginderaan dan pemaknaan.
- Rapport atau keselarasan
- Flexibility atau keluesan.
1. OUTCOME
Outcome atau tujuan sangat penting dalam mendasari setiap aktifitas. Sadar atau tidak setiap orang selalu mendasari setiap aktifitasnya dengan outcome. Misalnya ketika seseorang naik mobil outcomenya adalah ngaji ke Masjid, pergi ke Mall, ke Kantor, ke rumah teman, dll. Kalau anda naik mobil tanpa outcome, mobil tidak bergerak dan anda tidak akan menuju ke mana2. Jika anda berusaha untuk mencari ilmu insya Allah akan mendapatkan ilmu, jika usaha untuk mencari uang insya Allah mendapatkan uang, jika usaha untuk mencari istri, anda dapatkan istri. Ilmu, uang, istri itulah outcome.
Otak seperti rudal, sekali tujuan ditetapkan dan tombol start telah ditekan Rudal akan mengaktifkan RAS (Recticular Active System), suatu sistem otomatis yang akan menggerakkan seluruh sumberdaya dan periferi kepada tujuan yang ingin diraihnya. Demikian juga otak manusia, ketika outcome telah ditetapkan dan usaha telah dijalankan, otak akan mencari solusi2 kreatif untuk membuka jalan menuju tujuan yang ingin di raih.
Sebuah praktek sederhana dapat kita lakukan untuk lebih memahami cara kerja otak berkaitan dengan Outcome.
Excersise#1:
Baca dan hafalkan instruksi di bawah ini, kemudian praktekkan.
1. Kita akan "menemukan 5 buah benda yang berwarna biru"
2. Lihat sekeliling anda
3. Temukan benda2 yang berwarna biru. Iya.... ingat2 benda apa saja2... 1... 2... 3... 4... 5... OK lima cukup, ingat2 benda apa saja tadi.
4. Sekarang tutup mata
5. Baik sekarang, dengan mata tertutup, sebutkan satu per satu benda berwarna biru tersebut, dapatkan?
6. Sekarang, masih dengan mata tertutup, coba sebutkan benda2 yang berwarna cokelat.
Bagaimana, mudah menyebutkan benda2 berwarna biru, tapi begitu sulit menyebutkan benda2 berwarna cokelat. Ya iya laahh....... karena outcome anda adalah "menemukan benda2 berwarna biru". Karena anda telah menetapkan outcome tersebut anda berusaha sedapat mungkin menemukan 5 benda berwarna biru, bahkan ketika ketemu benda hijau kebiruanpun anda paksakan itu adalah juga biru, semua yang mengandung biru anda mungkinkan itu biru
Ahhaa......
Menarik, otak ingin menemukan yang biru, bahkan ketika ketemu yang agak biru anda mengambilnya dan dianggap biru, siapa tahu benar. Demikian juga dalam kehidupan nyata. Ketika anda menetapkan untuk mendaptakan cara untuk meraih suatu cita2 sukses, segala cara ditempuh, siapa tahu cara itu benar. Luar biasa, TETAPKAN OUTCOMENYA dan otak anda akan mencarikan solusi2 kreatifnya.
Outcome juga sering di sebut goal, dan dalam bahasa syari'ah ini disebut niat, motif dibalik setiap tindakan. Kata Rasulullah setiap tindakan musti didasari niat, dan kita memperoleh sesuatu sesuai yang kita niatkan. Ini hadist yang sangat dahsyat, telah diajarkan Rasul 1400 tahun yang lalu, dan sekarang kita melihat bukti kedahsyatannya dalam dunia NLP. Karena begitu dasyatnya nat ini, maka imam syafi'i, imam bukhori, imam nawawi, dan banyak ahli fiqih lain meletakan niat ini di awal kitab-kitabnya. Mereka bahkan menetapkan niat adalah mandatory (rukun) yang harus dilakukan, jika tidak amalannya tidak syah. Allahu a'lam
Well formed Oucome
Masalahnya adalah kebanyakan orang tidak menyadari outcome2 dari aktivitasnya, sehingga hidupnya tidak terarah. Tidak punya keteguhan dan mudah berubah. Outcome haruslah dibuat dengan sebuah kesadaran yang tinggi dan dipegang teguh.
Outcome yang baik, yang disebut well formed outcome hendaknya spesifik, terukur, yakin bisa dicapai, ada alasannya mengapa tujuan itu harus dicapai, dan diikat dengan waktu atau berbatas waktu. Well formed Outcome ini sering disingkat SMART. Specific, Measurable, Achievable, dan Time bounded. Bacaan inspiratif tentang outcome atau goal ini silahkan klik di sini membuat impian ala Anthony Robin, atau bacaan2 lainnya silahkan kunjungi The Power Of Goal.
2. SENSORY AWARENESS
Sensory adalah hal-hal yang terkait dengan penginderaan, mulai dari panca indera itu sendiri, dan hal-hal lain yang terkait dengannnya seprti filter dan pemaknaan dalam proses masuknya informasi ke mental kita. Panca indera yang dimaksud adalah terdiri dari Visual (V) atau penglihatan, Auditory (A) atau pendengaran dan Kinesthetic (K) atau perasa, Olfactory (O) atau penciuman, dan Gustatory (G) atau peraba.Disingkat VAKOG.
Dengan panca indera inilah informasi dunia luar masuk ke dalam sistem mental kita. Baik buruknya isi mental kita tergantung dari baik buruknya informasi yang masuk melalui indera VAKOG kita. Maka penting untuk menjaga indera kita dari masuknya hal2 buruk agar mental kit tetap bersih.
Disamping kita menjaga agar indormasi yang masuk adalah yang baik-baik aja, mental kita juga menyediakan filter. Filter adalah aturan2 dan nilai2 yang ada dalam sisem mental berdasar pengalaman masa lalu. Filter itu yang akan memilih infrmasi mana yang diijinkan masuk dan mana yang ditolak. Setelah melalui filter kemudian informasi itu dimaknai atau diberi arti. Sebuah kejadian yang sama bisa dimaknai berbeda karena kualitas filter mental dan cara pemberian makna yang berbeda. Contoh di bawah ini akan memberikan ilustrasi bahwa dengan pemaknaan yang berbeda akan menghasilkan emosi yang berbeda dan menghasilkan keputusan yng berbeda.
Suatu malam ada dua orang wanita sedang melewati lorong kecil yang sepi di antara dua gedung tinggi di kota metropolitan.Tiba-tiba mereka berdua diperkosa oleh empat orang berandal yang sedang mabuk. Kedua wanita itu kemudian menangis dan berteriak, namun tidak ada artinya karena gang itu memang sangat sepi. Hingga akhirnya keempat laki-laki itu lari setelah puas menggilir kedua wanita malang tersebut. Wanita pertama bernama Luka, perasaannya hancur, ia merasa dunia ini tidak adil, mengapa harus saya, mengapa bukan orang lain saja. Luka merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi, hingga ia kemudian hidup semaunya. Menjadi wanita malam dan ia menjadi sampah masyarakat.
Wanita kedua, bernama Mona, dengan kejadian itu ia merasa dipanggil Tuhan. Ia kemudian belajar beladiri agar tidak terulang kejadian itu lagi. Ia juga belajar pengembangan kepribadian, termasuk belajar bagaimana etika berpakaian untuk lebih mengargai kehormatan wanita dan tidak menggoda lelaki. Ia bahkan kemudian mendirikan training beladiri dan kepribadian untuk wanita, agar kejadian yang menimpanya tidak menimpa wanita lainnya, cukuplah ia yang mengaami hal buruk itu, katanya. Namanya semakin populer di negeri itu, ia menjadi wanita yang sangat mulia, jauh lebih mulia dari sebelum kejadian diperkosa waktu itu.
Kedua orang tersebut dengan pengalaman kejadian yang sama, namun memiliki keputusan yang berbeda karena emosiya berbeda. Emosi yang berbeda disebabkan karena fiternya berbeda dan pemaknaan yang berbeda. Betapa pentingnya menjaga panca indera dan menjaga proses penginderaan ini, maka dalam NLP, kepedulian (awareness) terhadap pengineraan ini dijunjung tinggi, dan masuk dalam salah satu pilar NLP, yaitu sensory awareness.
3. RAPPORT
Rapport adalah keakraban dan kenyamanan keselarasan. Untuk aktifitas apapun agar memperoleh kelancaran dan kemudahan kita perlu introduction dengan lingkungan, pengenalan permasalahan, selaras, dan nyaman. Sehingga proses terus bisa dilakukan secara lancar.
Dalam kasus komunikasi, rapport diartikan sebagai keakraban, penyesuaian, penyelarasan, keberpihakan, persamaan dan kesetaraan. Sehingga tdak ada ganjalan dalam komunikasi. Makin banyak persamaaan rapport makin baik dan makin nyaman. Dalam kondisi seperti ini kedua belah pihak menjadi saling percaya dan komunikasi berjalan mulus dan lancar. Sebaliknya, kondisi belum rapport adalah masih adanya perbedaan ide, beda pakaian, beda level, beda tujuan, dsb. Makin banyak perbedaan makin tidak rapport.
Dalam motivasi diri untuk menghasilkan peak performance, rapport diartikan sebagai selarasnya ide dalam diri sesorang. Kondisi yang masih saling bertentangan di dalam hati membuat potensi tidak bisa keluar secara maksimal, seingga hasilnyapun tidak maksimal. Sebagai contoh, kalau kita sorang sales, kita sendiri tidak yakin apakah produk kita baik atau tidak. Di satu sisi kita harus menjual karena tuntutan profesi, namun di sisi lain, produk yang anda jual menurut hati anda tidak bagitu baik. Pertetangan dalam hati ini yang disebut tidak rapport. Dalam kondisi seperti ini anda tidak akan bisa maksimal meyakinkan kepada konsumen.
4. BEHAVIOR FLEXIBILITY
Keberagaman adalah sebuah keniscayaan, dan biasanya yang paling fleksibellah yang pegang kendali, dialah yang akan jadi pemenang, yang menuai sukses.
NLP mengatakan bahwa gagal sebenarnnya tidak ada, yang ada hanya respons. Jadi kalau belum mendapatkan resons (hasil) seperti yang diinginkan lakukan lagi dengan cara yang berbeda. pegang teguh tujuannya flexibel dalam caranya. Lakukan dengan cara apapun untuk mencapai tujuan selama tidak melanggar syari'ah, dan norma-norma yang berlaku. Be flexy.
Empat hal itulah yang menopang (pilar) pola pikir sukses dengan psikologi NLP: Outcome, Sensory Awareness, dan Flexible.
No comments:
Post a Comment