Sunday, July 4, 2010

NLP PRESUPPOSITION

Presupposition adalah sesuatu yang sudah dimaklumi bersama, misalnya:
"Rudi, kamu mau makan lagi?"
Kalimat di atas mempunyai presuposisi: Rudi sudah pernah makan, setidaknya sekali.

"Maya, sekarang tidak lagi aktif menulis"
Kalimat di atas mempunyai presuposisi: Maya pernah aktif menulis.
Nah, jelaslah kiranya apa yang dimaksud dengan presuposisi. NLP juga mempunyai presuposisi-presuposisi, yaitu statement-statement yang sudah dimaklumi banyak orang. Apakah statement itu pasti benar? belum tentu, namun para ahli psikologi masih terus mengkaji presuposisi-presuposisi itu secara empiris sehingga posisinya terus semakin kuat. Di bawah ini kami sajikan presuposisi NLP yang populer.


1. Kita selalu sedang berkomunikasi.

Dalam keadaan apapun manusia selalu memancarkan signal komunikasi, bukan hanya pada saat berbicara. Seorang boss sedang masuk ruangan dan ada satu anak buahnya yang diam saja dan tidak menyapanya. Sikap diam inipun hakekatnya memancarkan signal komunikasi, mungkin ia tidak mau biacara, atau ia benci, atau ia tidak tahu, dsb.


Bahkan ketika anda sedang tidur ngorokpun sebenarnya sedang memancarkan informasi komunikasi. Misalnya signal itu berbunyi "aku capek sekali sampai ngorok begini".

Maka berhati-hatilah alam bersikap, sikap apapun yang anda akukan bisa dibaca dan dimaknai orang.


2. Makna dari komunikasi adalah response yang Anda peroleh.


Makna dari komuikasi bukanlah apa yang anda katakan kepada orang lain, tetapi adalah apa yang difahami oleh orang lain, dan anda hanya tahu pemahamannya dari respons yang dia berikan kepada anda. Maka jika belum memperoleh respons yang anda inginkan, berarti masih ada information gaps, masih ada yang kudu dijelaskan.

3. Peta Bukanlah kenyataan sebenarnya

Istilah Peta terjemahan dari "Map", dalam NLP Map berarti memori hasil rekaman terhadap berbagai kejadian yang dialami, map juga boleh diartikan sebagai persepsi. Nah persepsi orang adalah hasil rekaman dari sudut pandang terentu. Kejadian yang sama bisa dipersepi berbeda, maka persepsi belum tentu sama dengan kejadian yang sesungguhnya. Jika kita sadari hal ini maka kita akan memahami betapa setiap orang bisa memiliki pemahaman yang berbeda terhadap satu permaslahan yang sama. Benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Setidaknya kita bisa menjadi lebih bijak menyikapi perbedaan.

4. Manusia merespons “peta”nya, bukan merespons kenyataan yang sebenarnya (Maka kalau persepsinya keliru, ia bertindak keiru). Kita jadi tahu kalau ada orang berbuat keliru, mungkin bagi dia itulah yang benar, dia hanya mengikuti persepsinya.
5. Selalu ada keberagaman dalam suatu sistem, dan yang paling fleksibel-lah biasanya yang pegang kendali.

6. Manusia selalu melakukan pilihan terbaik yang dimilikinya.

Pada dasarnya manusia selalu melakukan yang terbaik dari pilihan2 yang dimilikinya. Seseorang tidak mungkin mencuri kalau ada pilihan yang LEBIH BAIK BAGINYA.Kalau kita menyadari hal ini, jika ada orang yang berbuat keliru menurut kita, kita tidak mudah menuding dan menghakimi, tapi justru kasihan karena mungkin dia tidak punya pilihan yang lebih baik.


7. Setiap perilaku bermanfaat pada konteks (hal) tertentu.


8. Selalu ada maksud baik di dalam setiap perilaku (setidaknya untuk lingkungan terkecilnya atau dirinya sendiri).

9. Pengalaman memiliki struktur. Apapun lebih mudah diselesaikan jika diperinci menjadi bagian-bagian yang kecil.

10. Manusia telah memiliki sebagian besar sumber daya (mental) yang dibutuhkannya.

Menjadi excellence secara mental: berani, percaya diri, bahagia, bersemangat, rendah hati, murah senyum, tidak sombong, sabar, dll. Untuk itu semua di dalam diri manusia sudah tersedia bahan dan peralatannya, tinggal bagaimana kita mengelolanya. Artinya untuk berubah menjadi rendah hati dari sifat sombong kita tidak perlu beli bahan dan alat tambahan dari luar.

11. Tidak ada kegagalan, hanya umpan balik (respons).

Jika apa yang Anda lakukan belum memperoleh hasil seperti yang diharapkan, lakukan dengan cara yang lain. Pegang teguhlah tujuan dan flexibel-lah dalam cara mencapai tujuan.6.

No comments: