Sunday, July 4, 2010

WELL FORMED OUTCOME

Pada Lesson#2 telah dibahas bahwa untuk bisa sesering mungkin tampil excellence dalam setiap kesempatan diperlukan pola pikir dengan 4 pilar, salah satunya adalah Outcome atau tujuan atau niat. Sekarang akan kita bahas bagaimana membuat outcome yang baik dan bermanfaat buat sukses kita, yang di NLP sering disebut well formed outcome.

Sejujurnya penjelasan tentang hal ini lebih banyak saya ambil dari bahan "Unleash The Power Within", Singapore, Anthony Robin(2009). Karena di kelas practitioner maupun Master NFNLP tidak dibahas terlalu dalam.

OK, Outcome disebut wellformed atau bagus kalau outcome itu Specific (tertentu, jelas), Measurable (bisa dihitung), Achievable (bisa dicapai), Reasonable (ada alasan megapa harus dicapai), Time bound (berbatas waktu) disingkat SMART.

SPECIFIC
Membuat tujuan hendaknya spesifik atau tertentu tidak terlalu luas, jelas dan tidak kabur. Tujuan yang terlalu luas misalnya:

"Saya ingin menjadi orang pandai".

Tujuan seperti ini sangat luas dan tidak jelas. Pandai itu bisa apa, ahli ilmu apa? Menjadi dokter atau insinyur, dosen, guru, ahli komputer, ustadh, kyai, syekh? Semua itu pandai. Pandai main catur atau main sulap, main batminton, atau pandai menyanyi....? itu semua juga pandai. Tujuan seperti itu tidak spesifik.

Contoh lain: "Saya ingin kaya".

Ini juga tidak spesifik, kayanya seperti apa? penghasilan berapa, punya tabungan berapa, punya fasilitas apa saja, berapa investasinya, dst.

Menetapkan sebuah tujuan memberi dampak yang luar biasa terhadap status otak kita. Menetapkan tujuan pada dasarnya adalah membuat sebuah perintah di otak. Jika perintahnya spesifik maka otak mudah mendefinisikannya. Sebaliknya kalau perintahnya tidak spesifik otak bingung. Contoh:

Jika anda ingin bangun pagi niatkanlah dan katakan pada diri anda, "bismillah aku mau bangun jam 4 pagi", insya Allah anda bisa bangun tepat jam 4 pagi tanpa alarm jam beker. Tapi kalau anda mengatakan "aku mau bangun pagi" saja, yang terjadi mungkin anda bangun jam 7 pagi atau malah terlalu pagi, msalnya jam 3. Karena perintahnya tidak jelas otak jadi bigung, jam 3 pagi, jam 5 juga pagi, tidak spesifik.

Itu contoh bagaimana menetapkan tujuan untuk hal-hal kecil. Hal ini berlaku juga untuk hal-hal yang lebih besar dan serius. Kalau anda ingin kaya, buatlah lebih spesifik, kaya itu apa.... misalnya kaya adalah uang, punya rumah besar, punya mobil bagus. Jadi anda perlu menyebut secara spesifik "Aku ingin memiliki uang banyak punya rumah bagus dan punya mobil". Otak seperti rudal, sekali perintah dan tujuan ditetapkan ia secara kreatif terus menerus mencari solusi-solusi untuk mecapai tujuan.

Contoh tujuan-tujuan yang spesifik:
- Aku ingin menjadi dokter bedah syaraf
- Aku harus hafal alquran
- Aku harus menghafal hadith
- Aku ingin menjadi insinyur pertanian
- Aku ingin menjadi pembicara bidang bisnis
- Aku ingin menikah dengan gadis kota
- dll.
Dan contoh-contoh tujuan di atas masih bisa dibuat lebih spesifik lagi.

Memang, menetapkan tujuan yang spesifik berarti mempersempit alternatif pilihan. Akan tetapi dengan tujuan yang spesifik dampaknya sangat luar biasa, yaitu anda bisa fokus pada titik tertentu, tidak bingung dan bimbang. Dan ini akan mengarahkan seluruh potensi dan energi anda untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga kemungkinan tercapai tujan jauh lebih besar.

MEASURABLE
Disamping spesifik tujuan juga harus measurable atau bisa dihitung atau diukur. "Aku ingin bangun pagi" itu tidak terukur, pagi jam berapa. "Aku ingin uang banyak" juga tidak terukur banyaknya berapa juta satu milyar? Mari kita sempurnakan tujuan2 yang sudah dicontohkan di atas menjadi lebih terukur.

- "Aku ingin menjadi dokter bedah syaraf", cukup terukur karena sebelum menjadi dokter bedah syaraf anda harus kuliah kedokteran, lalu ambil spesialis
- "Aku harus hafal alQuran", cukup terukur karena asumsinya 30 juz, namun bisa lebih spesifik ditambah 10 juz atau 20 juz atau 30 juz.
- "Aku harus menghafal Hadith", tidak terukur, hadith dari kitab apa, berapa hadith yang akan anda hafal, karena hadith yang ditulis para perowi jumlahnya puluhan ribu.
- "Aku ingin menjadi insinyur pertanian", cukup terukur, karena sebelum menjadi Insinyur pertanian nda harus kuliah dulu selama 4 atau 5 tahun.
- "Aku ingin menjadi pembicara bidang bisnis", cukup terukur, namun lebih sesifik ukurannya bisa anda tambahkan "pembicara tingkat propinsi, nasional, atau internasional"

Mengapa harus terukur, agar mudah dipantau apakah usaha2 anda sudah mengarah pada tujuan. Supaya anda tahu apakah cita2 anda sudah berhasil atau belum.

ACHIEVABLE

Achievable atau yakin bisa dicapai.

Membuat tujuan hendaknya jangan yang terlalu mudah dicapai, tetapi yang menantang agar menimbulkan antusiasme. Tujuan yang terlalu mudah dicapai disamping tidak menmbulkan semangat dan tantangan juga tidak banyak merubah hidup anda.

Namun membuat tujuan hendaknya juga tidak terlalu tinggi, yang anda yakin pasti tidak bisa dicapai. Kalau anda sudah benar2 tahu tujuan yang anda buat tidak mungkin bisa dicapai, maka anda tidak akan punya usaha yang maksimal untuk mencapainya, karena anda akan merasa hanya buang-buang waktu dan tenaga untuk dikerahkan pada sesuatu yang tidak mungkin tercapai.

Misalnya, ada seorang tukang beca penghailannya Rp. 25.000,- per hari. Karena habis dinasehati oleh seseorang bahwa hidup harus punya target, dan target haruslah yang menantang. Maka dengan penuh harap ia kemudian membuat outcome dengan target yang sangat menantang.

"Dalam satu tahun aku harus punya supermarket sebesar Indomaret, dan setelah itu aku tiak perlu narik beca lagi, ooh.... betapa bahagianya. Maka mulai saat ini aku harus kerja keras....".

Pada hari-hari pertama ia sangat bersemangat, ia bekerja sangat giat dan keras dari subuh hingga larut malam agar dalam setahun bisa mengumpulkan tabungan untuk membuat supermarket. Penghasilan yang biasanya hanya Rp. 25.000,- per hari kini meningkat drastis menjadi 3x lipat, Rp. 75.000,- per hari. Rp. 25.000,- diserahkan istrinya dan sisanya ditabung. Usaha keras itu berjalan beberapa minggu , hingga suatu hari ia menghitung tabungannya

" Satu... dua.. tiga... wah sudah genap satu bulan.
Coba saya hitung tabunganku, seratus... duaratus... satu juta... satu juta setengah....."
Kemudian ia berhitung kalau satu bulan bisa menabung satu juta setengah, maka untuk membuat supermarket sebesar Indomaret dengan investasi kira2 Rp. 800 juta butuh waktu 533 bulan atau 44 tahun.

" Haahhh..... selama 44 tahun aku harus kerja dari subuh hingga jam 10 malam, kapan saya bisa menikmati bahagia tanpa narik beca, lagi pula 44 tahun kerja sekeras ini, mana kuat....?", ia bergumam dan mulai ragu akan cita-citanya. Hari-hari selanjutnya ia menjadi makin lemah semangat, karena dipikirnya ia tidak mungkin kuat menjaladi kehidupan sekeras itu selama 44 tahun terus menerus. Makin hari semakin lemah semangatnya dan akhirnya ia berpenghasilan Rp. 25.000,- per hari kembali, seperti sedia kala.

Itulah yang terjadi kalau membuat outcome tidak achievable atau jauh diluar jangkauan. Otak kita sendiri menjadi tidak yakin dan kita menjadi eman-eman mengerahkan seluruh potensi untuk sesuatu yang tidak bisa dicapai.

REASONABLE

Membuat Outcome hendaknya mengandung reason atau ALASAN YANG KUAT, yang mendasari mengapa outcome itu harus dicapai. Jika tidak, maka anda tidak memiliki komitmen untuk mencapainya, tercapai syukur tidak juga tidak apa-apa.

Tulislah setidaknya 10 alasan yang sangat emosional, anda bisa membayangkan betapa anda bahagia ketika outcome itu tercapai, anda di mana dan bersama siapa saja, bayangkan dengan detail dan penuh emosi. Tulis juga minimal 10 alasan yang sangat menyedihkan jika gagal mencapai outcome itu. Bayangkan dengan emosionil dan detail.

Anda akan memiliki tekat sekuat baja jika anda benar-benar menyadari bahwa betapa bahagia jika tercapai dan betapa sengsara jika gagal. Anda pasti akan mengerahkan segala kekuatan dan cara untuk mencapainya. Suka dan duka pasti harus dijalani karena, anda pasti tidak mau lebih sengsara lagi jika outcome tidak tercapai.

Jadi kunci untuk menemukan KOMITMEN adalah temukan alasan yang sangat membahagiakan jika tercapai dan alasan yang begitu menyengsarakan jika gagal.

TIME BOUND

Terakhir untuk pembahasan well formed Outcome adalah, bahwa outcome hendaknya diikat atau dibatasi dengan waktu atau time bound.

Bayangkan jika anda punya outcome "Aku mau menikah dengan puteranya saudagar kaya itu" , Anda datang ke rumah orang tuanya dan kemudian anda sampaikan maksud anda. Pak aku segera menikahi anak Bapak, saya sudah siapkan segala persiapan dan biayanya. Tetapi anda tidak mengatakan kapan waktunya, bagaimana kira-kira, apakah anda bisa dipercaya serius akan menikahi anaknya?

Bahkan ketika anda ditanya "Kapan nak waktunya?",

anda hanya menjawab "Ya.... pokoknya segera pak..., Bapak jangan tanya waktunya kapan, yang penting sudah saya siapkan bentuk acaranya, biaya juga sudah siap"

Calon mertua anda mungkin marah, bahkan mungkin mengira anda hanyalah seorang pembual. Begitulah, sebuah outcome haruslah ditetapkan waktunya. Agar otak kita punya batasan, dan mencari solusi-solusi yang tepat untuk mencapai outcome dalam waktu yang telah ditentukan.

Contoh:
Mari sekarang kita latihan membuat outcome yang "well formed".

1. Persiapkan kertas manila dan sepidol untuk menuliskan outcome yang anda pilih. Sekarang cari tempat yang nyaman, dan duduklah dengan santai, sesantai mungkin yang anda bisa lakukan. Boleh duduk atau berbaring jika anda mau.

2. OK, mulai.... mulailah dengan berdoa atau minimal baca basmalah, untuk minta izin kepada pemilik hidup anda.
Sekarang tarik nafas dalam-dalam..., tahan..., dan hembuskan....
Ya, kemudian ulangi hingga 3x....

3. Carilah cita-cita anda akhir2 ini yang paling anda inginkan, paling anda idam-idamkan dan harus berhasil dalam SETAHUN ini........ (time= setahun).

4. OK, kalau sudah ketemu mari, bayangkan sebuah peristiwa yang sangat membahagiakan ketika outcome anda berhasil dicapai. Ya.... bayangkan sekarang juga. Bayangkan anda sudah mencapai cita-cita anda itu dan lihatlah..... lihat anda pada situasi yang sangat membahagiakan itu, lihat sekeliling anda, penuh warna. Lihatlah mereka orang-orang yang ikut berbahagia ketika anda berhasil, dengarkan kata-kata ungkapan bahagia mereka..... lihatlah mereka tersenyum...., rasakan kebahagiaan anda.. rasakan...
Itu adalah peristiwa yang sangaaat membahagiakan......
Rekam dalam benak anda, ingatlah dengan kuat peristiwa yang mebahagiakan itu......
ANDA HARUS MECAPAINYA....
Sekarang tarik nafas dalam-dalam dan ucapkan alhamdulillah..... kapanpun anda siap silahkan buka mata.... dan istirahatlah....

Ini adalah cara kita mengenalkan kepada diri kita bahwa, insya Alla ada sebuah kemuliaan dan kebahagiaaan jika cita-cita itu berhasil.

5. Tulislah pengalaman anda dalam hasil visualisasi (membayangkan ketika cita-cita berhasil).

6. Sekarang kita lanjutkan visualisasi lagi untuk membayangkan betapa sedih dan sengsara ketika cita-cita itu gagal.

Sekarang ambil sikap sesantai mungkin, anda boleh duduk atau berbaring.
Mulai dengan basmalah, sekarang bayangkan sebuah peristiwa sangat menyedihkan ketika outcome anda gagal dicapai.
Ya.... bayangkan sekarang juga.
Bayangkan anda sudah sampai waktunya setahun dari sekarang dan anda belum mencapai cita-cita anda itu.
Lihatlah..... lihat anda pada situasi yang sangat menyedihkan itu, lihat sekeliling anda, suasananya suram.
Lihatlah mereka orang-orang yang ikut bersedih ketika anda gagal, lihatlah wajah sedih mereka atau bahkan kecewa.... dengarkan kata-kata ungkapan kekecewaan mereka.....ingatlah itu,
Itu adalah peristiwa yang saangat menyengsarakan anda...... maka anda harus hindari kejadian itu dengan cara anda harus berhasil.
Sekarang perhatikan... perstiwa itu semakin nampak di depan mata anda, semakin jelas, suara kekecewaan mereka semakin nyaring, dan kesedihan anda semakin terasa menyesakkan nafas...
Maka anda harus punya KOMITMEN untuk bekerja keras dan cerdas untuk bisa mencapaiya agar terhindar dari peristiwa menyedihka itu.
Sekarang katakan: "Na'udhu billah... Yaa Rabb, hindarkanlah aku dari kegagalan itu....."

Lalu katakan "
"AKU HARUS BERHASIL...."
"AKU HARUS BERHASIL...."
"AKU HARUS BERHASIL...."

Dan anda tetapkan sekarang bahwa anda punya komitmen untuk mencapainya, ya.... KOMITMEN....
Sekarang ucapkan :
"AKU HARUS PUNYA KOMITMEN"
"AKU HARUS PUNYA KOMITMEN"
"AKU HARUS PUNYA KOMITMEN"

Sekarang ambil nafas dalam-dalam..... hembuskan..... dan katakan na'udhu billahi min dzaalik....
Kapanpun anda siap silahkan membuka mata.... dan istirahatah.

Ini adalah cara mengenalkan kepada diri kita bahwa, ada sebuah kemungkinan kejadian yang buruk jika cita-cita itu gagal dicapai.

7. Sekarang tuliskan Outcome anda dalam format berikut:

Saya nama ...........
Dalam setahun ini harus bisa mencapai ................. pada tanggal ................. atau lebih cepat dari itu.
Saya yakin ini berhasil dan harus berasil, karena
Jika berhasil saya akan merasa sangat bahagia,
- .......
- ......
- ......

Dan jika gagal, saya akan sangat sedih dan merasa takberguna
- ......
- .....
- .....

Sekedar Contoh :

Saya nama Jumala
Dalam setahun ini harus bisa Umroh bersama istri dan anak2 pada bulan mei 2011 atau lebih cepat dari itu.
Saya yakin ini berhasil dan harus berhasil, karena
Jika berhasil:
- Aku akan sangat bahagia karena itu memang sudah kuidam-idamkan umroh bersama sekeluarga
- Aku bisa menikmati betapa bahagia di tanah suci dengan istri dan anak2ku
- Aku bisa memberi investasi pengalaman pada anak2 saya tentang Makkah dan dan Madinah
- dll

Tetapi jika gagal:
- Saya membuat mereka sangat kecewa, karena saya sudah berjanji pada mereka, dan mereka sudah berharap.
- Saya tidak bisa membayangkan wajah2 kecewa mereka, saya tidak tega melihat mereka kecewa
- Jangan sampai keduluan aku mati sebelum mengantarkan anak2u berpengalaman di tanah suci
- dll.

Pada contoh tesebut sudah mengandung unsur SMART
Specific (jelas)= Umroh bersama istri dan anak2,
Measurable (bisa dihitung/diukur)= Menyediakan biaya umroh kira2 20jt x 6= 120jt,
Achievable (Yakin bisa dicapai)= Dengan upaya ini dan itu, perjuangan ini dan itu saya yakin bisa, Reasonable (Ada alasan)= Bahagianya kalau berhasil dan sedihnya kalau gagal juga sudah saya tuliskan,
Time bound (Berbatas waktu)= Mei 2011

Well formed Outcome ini tidak hanya ntuk membuat Goal-goal pribadi saja tetapi dalam dunia profeional dan enterprise juga biasa.

OK selamat membuat well formed outcome anda.

NLP COMMUNICATION MODEL

Setelah kita membahas tentang apa itu NLP, bagaimana kita menjadi excellence dalam setiap kesempatan dengan berpola pikir 4 pilar NLP, sekarang kita akan membahas bagaimana informasi dari sekitar kita membentuk keyakinan dan persepsi. Mengapa ini penting, karena persepsi dan keyakinan inilah yang akan menjadi dasar pertimbangan setiap kita mengambil keputusan. Jadi ia merupakan penasehat dari manusia. Keyakinan membentuk akhlaq manusia.

Informasi-informasi yang anda dengar setiap hari dari kecil hingga dewasa membentuk persepsi dan keyakinan anda. Otak kita berisi informasi-informasi yang kita kumpulkan sejak kita masih ada di dalam kandungan, masa kanak-kanak hingga hari ini, dan itulah yang membentuk diri kita. Kalau informasi yang masuk bagus, kita akan memiliki akhlaq dan pribadi yang bagus, dan sebaliknya.

Jika ada seorang anak mengucapkan kata2 kotor, patut diduga ia bergaul dengan orang yang sering memberi contoh kata-kata kotor. Demikian juga orang dewasa. Kalau ada orang dewasa sering mengucapkan kata2 kotor disebabkan karena di benaknya memang yang tersedia adalah kosa kata kotor. Atau setidaknya kosa kata kotor diletakkan di atas dalam tumpukan memori kosa-katanya. Berikut ini akan didiskusikan bagaimana proses pengisian kosa kata tersebut yang disebut sebagai "Communication Model".



Model komunikasi ini dijelaskan oleh Tad James, M.S., Ph.D. Menurut Tad James, pada awalnya Neuro Linguistic Programming (NLP) dikenal sebagai sebuah model tentang bagaimana kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan orang lain yang dikembagkan oleh Richard Bandler and John Grinder.

Model ini menjelaskan bagaimana kita memproses informasi dari luar masuk dalam diri kita. Keyakinan bahwa "The map is not the territory" atau persepi bukanlah kenyataan yang sesungguhnya dan juga rekaman internal yang kita buat tentang kejadan diluar bukanah kejadian itu sendiri, itu hanyalah persepsi yang belum tentu sama dengan kenyataannya.

Begini, yang terjadi adalah bahwa ketika ada kejadian yang kita alami atau kita lihat, kita menangkap dengan panca indera dan kita memutarnya kembali di benak kita dengan menggunakan proses internal. Kita membuat apa yang disebut Realitas Internal (RI) dari kejadian itu. Kejadian yang kita alami atau kita lihat itu disebut Realitas External (RE).

RE masuk ke dalam benak melalui panca indera V.A.K.O.G. yaitu:
- Visual (penglihatan), pemandangan yang kita lihat atau cara orang memandang kita;
- Auditory (pendengaran), suara, kata-kata yang kita dengar, dan bagaimana orang2 mengucapkan kata2 tersebut pada kita.
- Kinesthetic (Perasa, peraba), perasa luar seperti sentuhan, tekstur, tekanan, dsb.
- Olfactory (Pembau), dan
- Gustatory (Pengecap).

RE itu setelah melalui panca indera kemudian disaring oleh FILTER dengan proses DELETION, DISTORTION, dan GENERALIZATION.

Deletion (Penghapusan):
Deletion bekerja ketika kita secara selektif memperhatikan bagian tertentu dari kejadian yang kita lihat dan kita abaikan lainya. Tanpa deletion kta akan kebajiran informasi yang mungkin tidak terlau beguna bagi diri kita.

Normalnya, otak sadar hanya bisa menangani 7 (plus minus 2) item informasi pada saat yang sama. Tentu saja banyak orang tidak bisa menangani sebanyak itu, dan saya tahu banyak orang yang hanya "1 (plus minus 2)". Bagaimana dengan anda, cobalah berikut ini:

Bisakah anda menyebut lebih dari 7 untuk sebuah katagori produk, misalnya rokok? kebanyakan orang bisa menyebut dengan lancar hanya 2 atau 3 karena memang bukan pada minatnya, dan tidak lebih dari 9 untuk bidang minatnya.

Itulah bukti fenomena 'deletion' , kalau tidak dilakukan deletion setiap orang akan bisa menyebutkan sama besar, misalnya 9, baik pada bidang minatnya maupun tidak. Dan ini pemborosan memori, kita akan kabanjiran informasi, meskipun untuk hal-hal yang tidak kita minati.

Kenyataannya, anda mungkin pernah dengar bahwa para psikolog mengatakan bahwa jika kita secara bersamaan memperhatikan semua dari informasi yang masuk, kita bisa gila, itu sebabnya kita secara alamiah harus memfilter informasi, hanya yang dibutuhkan saja yang boleh masuk.

Distortion (perubahan):
Distortion bekerja ketika kejadian yang kita alami kita rekam sebagai sesuatu yang berbeda, biasanya secara tidak sengaja. Contoh Suatu ketika anda berjalan-jalan dan tiba-tiba terkejut melihat ular hingga anda berteriak ULAR..... Setelah anda perhatikan ternyata hanya seonggok slang/pipa air.

Generalization (pukul rata):
Kita sering malakukan kesimpulan global, semua dianggap sama gara-gara satu atau dua peristiwa. Sisi baiknya generalisasi adalah menghemat waktu bagi kita untuk belajar dan membuat batasan untuk kebutuhan yang lebih luas setelah mengalami bebrapa kali kejadian..

Sekarang misalnya, ketika ada dua orang mengalami situasi yang sama, mengapa mereka tidak meresponse dengan cara yang persis sama? Jawabnya adalah, karena mereka melakukan delete (penghapusan), distort (pengubahan) dan generalize (penyama-rataan) dengan cara yang berbeda, sehingga informasi yang masuk berbeda pula, dan mereka merespons sesuai dengan kenyataan internal yang masuk dalam benaknya.

Penyaringan informasi dilakukan oleh 5 jenis filter yang kita miliki, yaitu: Meta Programs, belief systems, values, decisions, dan memori.

Meta-Programs.

Filter pertama adalah Meta Programs, yaitu kecenderungan atau kebiasaan dalam menyikapi suatu kejadian. Jika anda mengetahui meta program sesorang anda bisa menebak emosi seseorang dan juga respons-nya ketika menanggapi sebuah kejadian atau persoalan. Satu hal yang kudu diketahui adalah, meta program bukan perosalan baik atau buruk bagi orang yang memilikinya, ia hanyalah cara bagaimana menangani informasi atau kejadian.
.
Value
Filter berikutnya adalah Value, yaitu nilai-nilai yang baik yang dimiliki seseorang dari masa lalunya. Value disusun sedemikian rupa bertumpuk dari yang terpenting di atas dan yang kurang penting di taruh di bawah. Dengan demikian nilai2 yang paling penting selalu menjadi pertimbangan utama. Value-lah yang menggerakkan kita mengejar yang kita pandang nikmat, atau mulia dan menjauhi kesengsaraan atau hina. Value-lah yang menggerakkan kita tertarik atau menolak sesuatu. Value tersimpan jauh di dalam lubuk hati kita, dan sering tidak kita sadari (di dalam unconscious belief system) tapai sangat efektif menjaga kita untuk hal yang kita anggap baik dan menghindarkan kira dari hal yang kita buruk.

Beliefs:
Beliefs adalah keyakinan yang tertanam dalam hati. Beliefs merupakan generalisasi atau kesimpulan tentang bagaimana anda memandang dunia. Persepsi adalah juga belief, seseorang bisa memandang bahwa dunia ini keras, sementara orang lain memandang dunia ini indah. itulah persepsi atau belief.

Beliefs adalah sebuah tombol-tombol on/off dari apakah kita boleh atau tidak mengerjakan sesuatu. Maka sagat penting untuk megetahui belief seseorang yang bekerja sama dengan kita agar kita tahu batas-batas mana yang bole dikakan dan yang tidak.

Salah satu cara untuk MEMODEL (mencontoh perilaku untuk memperoleh hasil yang mirip) yang paling efektif adalah dengan mengetahui belief dari yang kita model.

Memories:
Elemen filter yang ke empat adalah memori yaitu kumpulan kenangan2 masa lalu, data2 atau informasi2 yang disimpan dari peristiwa2 masa lalu.

Decisions (Keputusan):
Elemen ke lima dan masih terkait dengan memori adalah Decisions atau keputusan2 yang kita buat pada masa lalu. Keputusan2 bisa menghasilkan keyakinan atau hanya berdampak pada persepsi saat itu saja. Sumber pertimbangan untuk pengambilan keputusan adalah belief atau persepsi, value atau nilai-nilai dan memori-memori yang sudah kita miliki di masa lalu. Keputusan yang diambil tergantung ketersediaan informasi dan nilai-nilai dan keyakinan yang kita miliki.

Pada dasarnya setiap orang mengambil keputusan terbaik berdasarkan pilihan-pilihan yang tersedia. Sekalipun keputusan itu tampak buruk di mata kita namun itulah pilihan terbaik yang dimilikinya, kejadiannya hampir selalu demikian. Filter keputusan inilah yang menetapkan bentuk Realitas Internal atau gambaran dalam benak dari kejadian yang kita alami atau kita lihat.

Pada dasarnya setiap orang mengambil keputusan terbaik berdasarkan pilihan-pilihan yang tersedia. Sekalipun keputusan itu tampak buruk di mata kita namun itulah pilihan terbaik yang dimilikinya, kejadiannya hampir selalu demikian.

Filter decisions (keputusan) inilah yang menetapkan bentuk Realitas Internal atau gambaran dalam benak dari kejadian yang kita alami atau kita lihat. Decisions ini disamping untuk pembentuk persepsi, penenetapan sikap dan tindakan pada saat merespons kejadian, juga bisa menghasilkan keyakinan baru atau mempertebal keyakinan lama.

Baik, kita kembali pada bagaimana kita mengolah informasi atau kejadian yang kita alami melalui panca indera yang disebut sebagai realitas external (RE) hingga menjadi sebuah bentuk yang ada dalam benak yang disebut Realitas Internal (RI).

RE masuk melalui paca indera (Visual, Auditory, Kinestetc, Ofacory, Gutatory), kemuian disaring oleh filter (Meta Programs, Values, Memories, Beliefs, Descisions). Filter itu melakukan deletion, distortion, dan generalization (penghapusan, pengubahan dan penyamarataan/kesimpulan). Hasilnya adalah RI yang sudah di-delete sebagian, dirubah sebagian, dan disimpulkan.

Berarti RI sudah tidak asli dong...... Memang.

Maka persepsi (RI) bukanlah kenyataan yang sesungguhnya. RI yang baru terbenuk itu kemudian memunculkan sebuah emosi tertentu (bahagia, sedih, benci, cinta, marah, senyum, dll). Dan emosi tersebut menggerakkan badan (fisiologi) kita untuk mengambil tindakan. Itu sebabnya Pola emosi kemudian membentuk pola tindakan (perilaku).

SISTEM REPRESENTASI

Setiap kejadian yang dialami seseorang disimpan dalam bentuk Visual (gambar), Auditory (Suara) dan Kynesthetic (Rasa). Jadi seperti film video, ada gambar yang bergerak juga ada suaranya dan ditambah rasa yaitu panas dingin, halus, kasar, lembut, tajam, tumpul, dst. Ini disebut sebagai sistem representasi, karena ia memang menjadi representasi dari alam luar. Dan satu lagi, yaitu ditambah makna (value) dan emosi. Ingat bahwa setap keadian masuk dan kita rekam setelah melalui filter, di dalam filter itu ada proses pemaknaan dan penambahan emosi, baru kemudian di simpan.

Ketika di masa mendatang, video memori itu diputar lagi maka semua komponen memori akan muncul yaitu gambarnya kelihatan, suaranya terngiang-ngiang, dan suasananya terasa lagi apakah panas atau sejuk. Serta muncul juga emosinya, kalau itu memori bahagia, maka perasaan bahagia juga timbul lagi.

Setiap orang memiliki ketajaman indera yang berbeda-beda, ada yang ketajamannya Visual melebihi Auditori dan kinestetiknya, ada juga yang Auditorinya atau Kinestetiknya lebih tajam. Ketajaman ini bisa karena kebiasaan, atau karena kebutuhan. Seorang musicus memerlukan ketajaman auditori lebih dari pada indera lainnya. Seorang pelukis mungkin membutuhkan ketajaman Visual lebih banyak, dan sebagainya.

Ketajaman indera ini sangat mempengaruhi jumlah informasi yang masuk ke dalam memori otak. Seorang yang Visualnya tajam menyimpan bebagai kejadian yang dialaminya dalam porsi gambar lebih banyak. Misalnya ketika ia pergi ke pantai di kaki gunung yang sangat menakjubkannya, ia akan merekam lebih banyak pemandangan, hijau pepohonan dan birunya air laut sangat mengesankan baginya, semua terekam dengan detail, akan tetapi suara ombak tidak begitu berarti. Bagi orang yang tajam Auditori, deburan ombak menjadi perhatiannya. Ia lukiskan indahnya pantai itu dengan kalimat,

"Tidak pernah kudengar seumur hidupku musik seindah deburan ombak yang berpadu dengan tiupan angin membuai pepohonan di kaki bukit. Bahkan lebih indah dari genderang timpani yang berpadu dengan gesekan biola Wolfgang Amadeuz Mozart".

Begitulah dua orang yang berbeda ketajaman inderanya menyebabkan preferensinya berbeda, satu melukisakan dengan gambar sedang lainnya melukiskan dengan suara, untuk obyek yang sama.

NLP PRESUPPOSITION

Presupposition adalah sesuatu yang sudah dimaklumi bersama, misalnya:
"Rudi, kamu mau makan lagi?"
Kalimat di atas mempunyai presuposisi: Rudi sudah pernah makan, setidaknya sekali.

"Maya, sekarang tidak lagi aktif menulis"
Kalimat di atas mempunyai presuposisi: Maya pernah aktif menulis.
Nah, jelaslah kiranya apa yang dimaksud dengan presuposisi. NLP juga mempunyai presuposisi-presuposisi, yaitu statement-statement yang sudah dimaklumi banyak orang. Apakah statement itu pasti benar? belum tentu, namun para ahli psikologi masih terus mengkaji presuposisi-presuposisi itu secara empiris sehingga posisinya terus semakin kuat. Di bawah ini kami sajikan presuposisi NLP yang populer.


1. Kita selalu sedang berkomunikasi.

Dalam keadaan apapun manusia selalu memancarkan signal komunikasi, bukan hanya pada saat berbicara. Seorang boss sedang masuk ruangan dan ada satu anak buahnya yang diam saja dan tidak menyapanya. Sikap diam inipun hakekatnya memancarkan signal komunikasi, mungkin ia tidak mau biacara, atau ia benci, atau ia tidak tahu, dsb.


Bahkan ketika anda sedang tidur ngorokpun sebenarnya sedang memancarkan informasi komunikasi. Misalnya signal itu berbunyi "aku capek sekali sampai ngorok begini".

Maka berhati-hatilah alam bersikap, sikap apapun yang anda akukan bisa dibaca dan dimaknai orang.


2. Makna dari komunikasi adalah response yang Anda peroleh.


Makna dari komuikasi bukanlah apa yang anda katakan kepada orang lain, tetapi adalah apa yang difahami oleh orang lain, dan anda hanya tahu pemahamannya dari respons yang dia berikan kepada anda. Maka jika belum memperoleh respons yang anda inginkan, berarti masih ada information gaps, masih ada yang kudu dijelaskan.

3. Peta Bukanlah kenyataan sebenarnya

Istilah Peta terjemahan dari "Map", dalam NLP Map berarti memori hasil rekaman terhadap berbagai kejadian yang dialami, map juga boleh diartikan sebagai persepsi. Nah persepsi orang adalah hasil rekaman dari sudut pandang terentu. Kejadian yang sama bisa dipersepi berbeda, maka persepsi belum tentu sama dengan kejadian yang sesungguhnya. Jika kita sadari hal ini maka kita akan memahami betapa setiap orang bisa memiliki pemahaman yang berbeda terhadap satu permaslahan yang sama. Benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Setidaknya kita bisa menjadi lebih bijak menyikapi perbedaan.

4. Manusia merespons “peta”nya, bukan merespons kenyataan yang sebenarnya (Maka kalau persepsinya keliru, ia bertindak keiru). Kita jadi tahu kalau ada orang berbuat keliru, mungkin bagi dia itulah yang benar, dia hanya mengikuti persepsinya.
5. Selalu ada keberagaman dalam suatu sistem, dan yang paling fleksibel-lah biasanya yang pegang kendali.

6. Manusia selalu melakukan pilihan terbaik yang dimilikinya.

Pada dasarnya manusia selalu melakukan yang terbaik dari pilihan2 yang dimilikinya. Seseorang tidak mungkin mencuri kalau ada pilihan yang LEBIH BAIK BAGINYA.Kalau kita menyadari hal ini, jika ada orang yang berbuat keliru menurut kita, kita tidak mudah menuding dan menghakimi, tapi justru kasihan karena mungkin dia tidak punya pilihan yang lebih baik.


7. Setiap perilaku bermanfaat pada konteks (hal) tertentu.


8. Selalu ada maksud baik di dalam setiap perilaku (setidaknya untuk lingkungan terkecilnya atau dirinya sendiri).

9. Pengalaman memiliki struktur. Apapun lebih mudah diselesaikan jika diperinci menjadi bagian-bagian yang kecil.

10. Manusia telah memiliki sebagian besar sumber daya (mental) yang dibutuhkannya.

Menjadi excellence secara mental: berani, percaya diri, bahagia, bersemangat, rendah hati, murah senyum, tidak sombong, sabar, dll. Untuk itu semua di dalam diri manusia sudah tersedia bahan dan peralatannya, tinggal bagaimana kita mengelolanya. Artinya untuk berubah menjadi rendah hati dari sifat sombong kita tidak perlu beli bahan dan alat tambahan dari luar.

11. Tidak ada kegagalan, hanya umpan balik (respons).

Jika apa yang Anda lakukan belum memperoleh hasil seperti yang diharapkan, lakukan dengan cara yang lain. Pegang teguhlah tujuan dan flexibel-lah dalam cara mencapai tujuan.6.

Pilar NLP.......

Cara berfkir dengan pola NLP hingga sesorang bisa menjadi excellence sesering mungkin dalam setiap sikap, tindakan dan hasil, adalah didukung dengan 4 pilar NLP yaitu:
- Outcome atau tujuan atau niat
- Sensory Awareness atau kepedulian akan pentngnya penginderaan dan pemaknaan.
- Rapport atau keselarasan
- Flexibility atau keluesan.

1. OUTCOME

Outcome atau tujuan sangat penting dalam mendasari setiap aktifitas. Sadar atau tidak setiap orang selalu mendasari setiap aktifitasnya dengan outcome. Misalnya ketika seseorang naik mobil outcomenya adalah ngaji ke Masjid, pergi ke Mall, ke Kantor, ke rumah teman, dll. Kalau anda naik mobil tanpa outcome, mobil tidak bergerak dan anda tidak akan menuju ke mana2. Jika anda berusaha untuk mencari ilmu insya Allah akan mendapatkan ilmu, jika usaha untuk mencari uang insya Allah mendapatkan uang, jika usaha untuk mencari istri, anda dapatkan istri. Ilmu, uang, istri itulah outcome.

Otak seperti rudal, sekali tujuan ditetapkan dan tombol start telah ditekan Rudal akan mengaktifkan RAS (Recticular Active System), suatu sistem otomatis yang akan menggerakkan seluruh sumberdaya dan periferi kepada tujuan yang ingin diraihnya. Demikian juga otak manusia, ketika outcome telah ditetapkan dan usaha telah dijalankan, otak akan mencari solusi2 kreatif untuk membuka jalan menuju tujuan yang ingin di raih.

Sebuah praktek sederhana dapat kita lakukan untuk lebih memahami cara kerja otak berkaitan dengan Outcome.

Excersise#1:
Baca dan hafalkan instruksi di bawah ini, kemudian praktekkan.
1. Kita akan "menemukan 5 buah benda yang berwarna biru"
2. Lihat sekeliling anda
3. Temukan benda2 yang berwarna biru. Iya.... ingat2 benda apa saja2... 1... 2... 3... 4... 5... OK lima cukup, ingat2 benda apa saja tadi.
4. Sekarang tutup mata
5. Baik sekarang, dengan mata tertutup, sebutkan satu per satu benda berwarna biru tersebut, dapatkan?
6. Sekarang, masih dengan mata tertutup, coba sebutkan benda2 yang berwarna cokelat.

Bagaimana, mudah menyebutkan benda2 berwarna biru, tapi begitu sulit menyebutkan benda2 berwarna cokelat. Ya iya laahh....... karena outcome anda adalah "menemukan benda2 berwarna biru". Karena anda telah menetapkan outcome tersebut anda berusaha sedapat mungkin menemukan 5 benda berwarna biru, bahkan ketika ketemu benda hijau kebiruanpun anda paksakan itu adalah juga biru, semua yang mengandung biru anda mungkinkan itu biru

Ahhaa......
Menarik, otak ingin menemukan yang biru, bahkan ketika ketemu yang agak biru anda mengambilnya dan dianggap biru, siapa tahu benar. Demikian juga dalam kehidupan nyata. Ketika anda menetapkan untuk mendaptakan cara untuk meraih suatu cita2 sukses, segala cara ditempuh, siapa tahu cara itu benar. Luar biasa, TETAPKAN OUTCOMENYA dan otak anda akan mencarikan solusi2 kreatifnya.

Outcome juga sering di sebut goal, dan dalam bahasa syari'ah ini disebut niat, motif dibalik setiap tindakan. Kata Rasulullah setiap tindakan musti didasari niat, dan kita memperoleh sesuatu sesuai yang kita niatkan. Ini hadist yang sangat dahsyat, telah diajarkan Rasul 1400 tahun yang lalu, dan sekarang kita melihat bukti kedahsyatannya dalam dunia NLP. Karena begitu dasyatnya nat ini, maka imam syafi'i, imam bukhori, imam nawawi, dan banyak ahli fiqih lain meletakan niat ini di awal kitab-kitabnya. Mereka bahkan menetapkan niat adalah mandatory (rukun) yang harus dilakukan, jika tidak amalannya tidak syah. Allahu a'lam

Well formed Oucome

Masalahnya adalah kebanyakan orang tidak menyadari outcome2 dari aktivitasnya, sehingga hidupnya tidak terarah. Tidak punya keteguhan dan mudah berubah. Outcome haruslah dibuat dengan sebuah kesadaran yang tinggi dan dipegang teguh.

Outcome yang baik, yang disebut well formed outcome hendaknya spesifik, terukur, yakin bisa dicapai, ada alasannya mengapa tujuan itu harus dicapai, dan diikat dengan waktu atau berbatas waktu. Well formed Outcome ini sering disingkat SMART. Specific, Measurable, Achievable, dan Time bounded. Bacaan inspiratif tentang outcome atau goal ini silahkan klik di sini membuat impian ala Anthony Robin, atau bacaan2 lainnya silahkan kunjungi The Power Of Goal.

2. SENSORY AWARENESS

Sensory adalah hal-hal yang terkait dengan penginderaan, mulai dari panca indera itu sendiri, dan hal-hal lain yang terkait dengannnya seprti filter dan pemaknaan dalam proses masuknya informasi ke mental kita. Panca indera yang dimaksud adalah terdiri dari Visual (V) atau penglihatan, Auditory (A) atau pendengaran dan Kinesthetic (K) atau perasa, Olfactory (O) atau penciuman, dan Gustatory (G) atau peraba.Disingkat VAKOG.

Dengan panca indera inilah informasi dunia luar masuk ke dalam sistem mental kita. Baik buruknya isi mental kita tergantung dari baik buruknya informasi yang masuk melalui indera VAKOG kita. Maka penting untuk menjaga indera kita dari masuknya hal2 buruk agar mental kit tetap bersih.

Disamping kita menjaga agar indormasi yang masuk adalah yang baik-baik aja, mental kita juga menyediakan filter. Filter adalah aturan2 dan nilai2 yang ada dalam sisem mental berdasar pengalaman masa lalu. Filter itu yang akan memilih infrmasi mana yang diijinkan masuk dan mana yang ditolak. Setelah melalui filter kemudian informasi itu dimaknai atau diberi arti. Sebuah kejadian yang sama bisa dimaknai berbeda karena kualitas filter mental dan cara pemberian makna yang berbeda. Contoh di bawah ini akan memberikan ilustrasi bahwa dengan pemaknaan yang berbeda akan menghasilkan emosi yang berbeda dan menghasilkan keputusan yng berbeda.

Suatu malam ada dua orang wanita sedang melewati lorong kecil yang sepi di antara dua gedung tinggi di kota metropolitan.Tiba-tiba mereka berdua diperkosa oleh empat orang berandal yang sedang mabuk. Kedua wanita itu kemudian menangis dan berteriak, namun tidak ada artinya karena gang itu memang sangat sepi. Hingga akhirnya keempat laki-laki itu lari setelah puas menggilir kedua wanita malang tersebut. Wanita pertama bernama Luka, perasaannya hancur, ia merasa dunia ini tidak adil, mengapa harus saya, mengapa bukan orang lain saja. Luka merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi, hingga ia kemudian hidup semaunya. Menjadi wanita malam dan ia menjadi sampah masyarakat.

Wanita kedua, bernama Mona, dengan kejadian itu ia merasa dipanggil Tuhan. Ia kemudian belajar beladiri agar tidak terulang kejadian itu lagi. Ia juga belajar pengembangan kepribadian, termasuk belajar bagaimana etika berpakaian untuk lebih mengargai kehormatan wanita dan tidak menggoda lelaki. Ia bahkan kemudian mendirikan training beladiri dan kepribadian untuk wanita, agar kejadian yang menimpanya tidak menimpa wanita lainnya, cukuplah ia yang mengaami hal buruk itu, katanya. Namanya semakin populer di negeri itu, ia menjadi wanita yang sangat mulia, jauh lebih mulia dari sebelum kejadian diperkosa waktu itu.

Kedua orang tersebut dengan pengalaman kejadian yang sama, namun memiliki keputusan yang berbeda karena emosiya berbeda. Emosi yang berbeda disebabkan karena fiternya berbeda dan pemaknaan yang berbeda. Betapa pentingnya menjaga panca indera dan menjaga proses penginderaan ini, maka dalam NLP, kepedulian (awareness) terhadap pengineraan ini dijunjung tinggi, dan masuk dalam salah satu pilar NLP, yaitu sensory awareness.

3. RAPPORT

Rapport adalah keakraban dan kenyamanan keselarasan. Untuk aktifitas apapun agar memperoleh kelancaran dan kemudahan kita perlu introduction dengan lingkungan, pengenalan permasalahan, selaras, dan nyaman. Sehingga proses terus bisa dilakukan secara lancar.

Dalam kasus komunikasi, rapport diartikan sebagai keakraban, penyesuaian, penyelarasan, keberpihakan, persamaan dan kesetaraan. Sehingga tdak ada ganjalan dalam komunikasi. Makin banyak persamaaan rapport makin baik dan makin nyaman. Dalam kondisi seperti ini kedua belah pihak menjadi saling percaya dan komunikasi berjalan mulus dan lancar. Sebaliknya, kondisi belum rapport adalah masih adanya perbedaan ide, beda pakaian, beda level, beda tujuan, dsb. Makin banyak perbedaan makin tidak rapport.

Dalam motivasi diri untuk menghasilkan peak performance, rapport diartikan sebagai selarasnya ide dalam diri sesorang. Kondisi yang masih saling bertentangan di dalam hati membuat potensi tidak bisa keluar secara maksimal, seingga hasilnyapun tidak maksimal. Sebagai contoh, kalau kita sorang sales, kita sendiri tidak yakin apakah produk kita baik atau tidak. Di satu sisi kita harus menjual karena tuntutan profesi, namun di sisi lain, produk yang anda jual menurut hati anda tidak bagitu baik. Pertetangan dalam hati ini yang disebut tidak rapport. Dalam kondisi seperti ini anda tidak akan bisa maksimal meyakinkan kepada konsumen.

4. BEHAVIOR FLEXIBILITY

Keberagaman adalah sebuah keniscayaan, dan biasanya yang paling fleksibellah yang pegang kendali, dialah yang akan jadi pemenang, yang menuai sukses.

NLP mengatakan bahwa gagal sebenarnnya tidak ada, yang ada hanya respons. Jadi kalau belum mendapatkan resons (hasil) seperti yang diinginkan lakukan lagi dengan cara yang berbeda. pegang teguh tujuannya flexibel dalam caranya. Lakukan dengan cara apapun untuk mencapai tujuan selama tidak melanggar syari'ah, dan norma-norma yang berlaku. Be flexy.

Empat hal itulah yang menopang (pilar) pola pikir sukses dengan psikologi NLP: Outcome, Sensory Awareness, dan Flexible.

Sejarah NLP................

Maturtengkyu buat master yg sdh berbagi tentang perjalanan sejarah sebuah ilmu dan bacalah dibawah ini......
Catatan sejarah NLP (Neuro Linguistic Programming) bermula di California pada awal 1972 ketika Richard Bandler, mahasiswa University of Santa Cruz bersepakat dengan John Grinder, profesor bahasa, untuk mempelajari kesempurnaan keterampilan berkomunikasi.

Kesempurnaan ini ditampilkan oleh beberapa orang yang terbukti mampu menyembuhkan klien yang tergolong “orang sulit” (atau bagi kebanyakan orang sudah layak disebut sebagai “mustahil”). Orang-orang yang terbukti mampu dan kemudian dijadikan model adalah:
• Virginia Satir, yang mengembangkan Conjoint Family Therapy.

• Fritz Perls, yang mendirikan aliran Gestalt Psychology.

• Milton H. Erickson, yang mengembangkan Clinical Hypnotherapy.

Bandler dan Grinder menemukan bahwa meskipun ketiga orang itu berbeda gaya dan kepribadian, ternyata ada pola yang sama dalam melakukan komunikasi. Pola itu memungkinkan ketiga orang tersebut mencapai kesempurnaan teknik komunikasi di bidang masing-masing.

Bandler & Grinder lebih jauh mencermati jika benar yang terjadi demikian, tentunya pola yang sama bisa dipakai untuk mencapai kesempurnaan di bidang lain. Hasil penelitian terhadap ketiga orang ini menjadi bahan baku bagi NLP. Selanjutnya Bandler dan Grinder memperkaya NLP dengan menyerap masukan dari:

• Alfred Korzybski, ahli lingustic, tentang mental map.

• Noam Chomsky, ahli linguistic, tentang deep & surface structure.

• Gregory Bateson, ahli antropologi, tentang logical level.

NLP yang dikembangkan oleh 2 orang kini mencakup beberapa aliran, ratusan buku dan ribuan program pelatihan maupun seminar. NLP tidak hanya dipakai untuk keperluan terapetis, melainkan meluas pada berbagai disiplin di berbagai negara di dunia. Aplikasinya beragam mulai dari menghentikan kebiasaan buruk hingga menguasai gerakan senam, mulai dari rekrutmen pramugari sampai pelatihan sniper.
sumber http://portalnlp.com/

NLP

01. Introduction to NLP
02. NLP Pillars
- Outcome
- Sensory Awareness
- Rapport
- Behavioral Flexibility
03. NLP Presupposition
04. NLP Communication Model
05. Well Formed Outcome
06. More about Rapport
07. Framing and Reframing
08. Submodality
09. Strategy
10. Anchor, Anchoring
11. Many NLP Techniques for Personal Excellency
12. Emotion Management
References:

Referensi utama kami adalah materi Training, Seminar, buku, CD, journal dan artikel2 dari oang2 di awah ini:

- Dr. William D. Horton, D. Psy.D, CADC, CI, MH, The Founder of NFNLP USA
- Anthony Robbins, The World No.1 Success Coach, The Developer of Neuro Ascociated Conditioning (NAC)
- Dr. Richard Bandler (Gestalt Therapist) & Prof. John Grinder (Linguistic Professor), Developer of NLP World
- Abdul Aziez, CMT.NLP, The founder of NLP Consult Indonesia, The only Certified Master Trainer of NLP in Indonesia from NFNLP.
- Tung Dessem Waringin, The Indonesia No.1 Success Coach,
- Dr. Ibrahim Elfikri, The Moslem World Class Motivation Trainer.
- Steve Andreas, NLP Co Developer.

Dan diperkaya dengan materi2 dan tulisan dari Pakar-pakar NLP Indonesia