Thursday, April 29, 2010

SUPERTEACHING II


A. Quantum Teaching

1. Pengertian, Asas dan Tujuan Quantum Teaching

1.Pengertian
Adapun pengertian Quantum Teaching Menurut Bobby De Porter yaitu:

“Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.”[1]

Quantum Teaching menjadikan segala sesuatu berarti dalam proses belajar mengajar, setiap kata, pikiran, tindakan asosiasi dan sampai sejauhmana mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran.
Sebagaimana ungkapan di atas, Colin Rose juga berpendapat bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme siswa.[2] Quantum Teaching menjadikan ruang-ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah-olah memimpin konser saat berada di ruang kelas.

1.A s a s
Adapun asas Quantum Teaching adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Hal ini mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Memasuki terlebih dahulu dunia mereka berarti akan memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa yang diajarkan oleh guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang didapatkan dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah dunia siswa dibawa ke dunia guru atau pengajar. Guru akan memberikan pemahaman tentang isi dunia itu.

1.Tujuan
Adapun tujuan Quantum Teaching adalah untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Terdapat perbedaan antara tujuan dan prioritas. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin diraih. Sedangkan prioritas merupakan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam mencapai tujuan. Menciptakan suasana yang dinamis dalam belajar, dengan memadukan berbagai unsur-unsurnya serta melakukan penggubahan, merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai ilmu pengetahuan yang luas sebagai tujuan.

1.2. Prinsip dan Model Quantum Teaching
2.Prinsip
Adapun prinsip Quantum Teaching adalah sebagai berikut:

1) Segalanya berbicara

2) Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.[3]

3) Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh karena itu, Kathy Wagone membuat istilah yang memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap harinya”.[4]

4) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses yang paling baik terjadi ketika siswa telah mendapatkan informasi sebelum memperoleh kesimpulan dari apa yang mereka pelajari.

5) Akui Setiap Usaha

Belajar mengandung resiko. Belajar berarti keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Seperti kata Noelle c. Nelson bahwa pujian atau penghargaan kepada seseorang atas karyanya memunculkan suatu energi yang membangkitkan emosi positif.[5]

6) Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan

Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan minat dalam belajar. Sehubungan dengan itu, Dryden berpesan bahwa ingatlah selalu untuk merayakan setiap keberhasilan.[6]

1.M o d e l
Adapun model Quantum Teaching terdiri atas dua tahap, tahap pertama disebut konteks, dan tahap kedua adalah isi.[7]

1) Tahap Pertama (Konteks)

Yang dimaksud dengan tahap pertama atau konteks yaitu tahap persiapan sebelum terjadinya interaksi di dalam kelas. Berhubungan dengan konteks, ada empat aspek yang harus dipersiapkan:

a) Suasana, termasuk di dalamnya keadaan kelas, bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap terhadap sekolah dan belajar.

b) Landasan, yaitu kerangka kerja: tujuan, keyakinan, kesepakatan, prosedur, dan aturan bersama yang menjadi pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.

c) Lingkungan, yaitu cara menata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, dan semua hal yang mendukung proses belajar.

d) Rancangan, yaitu penciptaan terarah unsur-unsur penting yang menimbulkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.

2) Tahap Kedua (Isi)

Tahap kedua (isi) merupakan tahap pelaksanaan interaksi belajar, hal-hal yang berhubungan dengan bagian ini adalah:

a) Presentasi, yaitu penyajian pelajaran dengan berdasarkan prinsip-prinsip Quantum Teaching sehingga siswa mereka dapat mengetahui banyak hal dari apa yang dipelajari. Tahap ini juga diistilahkan pemberian petunjuk, yang bermodalkan dengan penampilan, bunyi dan rasa berbeda.

b) Fasilitas, yaitu proses untuk memadukan setiap bakat-bakat siswa dengan kurikulum yang dipelajari, dengan kata lain bagian ini menekankan bagaimana keahlian seorang pengajar sebagai pemberi petunjuk, langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk mengakomodasi karakter siswa.

c) Keterampilan Belajar, yaitu bagian yang mengajarkan bagaimana trik-trik dalam belajar yang tentu berdasarkan pada prinsip-prinsip Quantum Teaching, sehingga para siswa memahami banyak hal, meskipun dalam waktu yang singkat.

d) Keterampilan Hidup, bagian ini mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan efektif dengan orang lain sehingga terbina kebersamaan dalam hidup. Keterampilan hidup diistilahkan juga keterampilan sosial.

1.B. Relevansi Proses Belajar Mengajar dengan Quantum Teaching
2.1. Pengertian dan Komponen Proses Belajar Mengajar
Pengertian Proses Belajar Mengajar Menurut Sardiman AM yaitu:

“bahwa proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar, dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subyek pokoknya.”[8]

Sedangkan tujuan proses belajar mengajar sama dengan tujuan pendidikan, yang menurut Redja Mudya Harjo yaitu:

“untuk pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi secara optimal dengan tujuan-tujuan sosial yang bersifat manusia seutuhnya, yang dapat memainkan peranannya sebagai warga dalam berbagai lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial.”[9]

Adapun komponen proses belajar mengajar merupakan hal-hal penting yang tidak dapat diabaikan dalam proses belajar mengajar, dikarenakan hal-hal penting tersebut mesti dilalui untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.[10] Diibaratkan pada sebuah mesin, jika salah satu dari komponennya tidak berfungsi, maka mesin tersebut tidak akan dapat beroperasi. Oleh karena itu, setiap tenaga pengajar perlu memahami komponen-komponen dalam proses belajar mengajar, sehingga mereka dapat mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran aktifitasnya.

Adapun komponen-komponen proses belajar mengajar akan dipaparkan seperti berikut:

1.Tujuan proses belajar mengajar
Tujuan proses belajar mengajar adalah adanya hal-hal ideal yang menjadi target atau sasaran yang mesti dicapai dalam proses belajar mengajar. Adapun tujuan yang mesti dicapai dalam proses belajar mengajar adalah memperoleh pemahaman dan keterampilan. Pemahaman yang dimaksudkan adalah peserta dalam proses belajar mengajar memiliki banyak pengetahuan dengan cara kreatif berpikir, membaca dan menulis. Sedangkan keterampilan adalah memiliki keahlian dalam memecahkan setiap persoalan, terampil menyampaikan pengetahuan kepada orang lain, serta terampil melukiskan pengetahuannya dalam tulisan.

1.Bahan Pelajaran (Materi)
Setelah merumuskan tujuan, kemudian diikuti langkah pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dengan kondisi tingkatan siswa yang akan menerima pelajaran, jelasnya bahan pelajaran merupakan isi dari proses interaksi tersebut.

1.Guru dan Siswa
Guru dan siswa adalah salah satu komponen proses belajar mengajar, yakni yang memberikan pengajaran dan yang menerima pelajaran. Sebagai guru profesional, mereka mesti memenuhi syarat-syarat dalam melaksanakan tugasnya. Adapun beberapa syarat tersebut adalah :

1) Harus memiliki bakat sebagai guru

2) Harus memiliki keahlian sebagai guru

3) Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

Menurut Maslow, siswa memiliki beberapa kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan akan keselamatan, yaitu kebutuhan yang timbul setelah kebutuhan fisiologis. Tiap orang berusaha menjaga keselamatan dan keamanan dirinya dari gangguan luar, atau situasi-situasi yang tidak menyenangkan.

2) Kebutuhan memiliki dan mencintai yaitu kebutuhan akan kasih sayang dalam keluarga dan kebersamaan dalam masyarakat

3) Kebutuhan akan penghargaan, ialah keinginan seseorang akan penilaian yang baik dari orang lain, ingin dihormati, merasa mampu, percaya atas kemampuannya menghadapi hidup di dunia ini.

4) Kebutuhan untuk menonjolkan diri adalah kebutuhan tertinggi, ingin dianggap orang yang terbaik, ingin menjadi orang ideal, dan lain-lain.[11]

1.Strategi dalam proses belajar mengajar
Salah satu komponen penting untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar adalah strategi. Strategi adalah penghubung antara siswa dan guru, dimana dengan strategi kita dapat mengembangkan pengajaran. Berbagai strategi yang dapat digunakan berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai. Strategi dalam proses belajar mengajar, tentunya dirumuskan oleh guru yang bertindak sebagai pengarah baik dari segi materinya, tugas-tugas pada komunikasi, media, maupun suasana lingkungan belajar yang diciptakan. Jika strategi tidak dirumuskan, maka guru tidak akan mengetahui bagaimana perkembangan siswa dan tentunya secara umum tujuan pembelajaran tidak tercapai.

1.Sarana (alat)
Alat atau sarana merupakan komponen yang tak terpisahkan dalam proses belajar mengajar. Sarana sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan sarana juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan juga disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang pendidikan, maka semakin banyak pula tercipta sarana-sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru haruslah menyesuaikan penggunaan sarana tersebut dengan tetap berpatokan pada tujuan sehingga dapat tercapai secara efektif dan efisien.

1.Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan sebab untuk melihat sejauhmanakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan metode tertentu dan sarana yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya penilaian atau evaluasi ini merupakan baromater untuk mengukur tercapainya proses belajar mengajar.

1.2. Quantum Teaching sebagai Strategi Belajar Mengajar
Quantum Teaching merupakan konsep yang diturunkan dari Quantum Learning yang mempunyai motto membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Dari konsep Quantum Learning yang akan diterapkan dalam dunia bisnis, maka dibuatlah Quantum Bisnis, begitu pula konsep Quantum Learning yang akan diterapkan dalam interaksi belajar mengajar, maka dirancanglah konsep Quantum Teaching.

Quantum Teaching merupakan sebuah strategi untuk mempraktekkan Quantum learning di ruang-ruang kelas, berusaha memberikan kiat-kiat, petunjuk, dan seluruh proses yang dapat menghemat waktu, mempertajam pemahaman dan daya ingat, membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.

Berdasarkan tujuan dari proses belajar mengajar, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa untuk dapat mendapatkan wawasan yang luas, pembentukan sikap dan memberikan keterampilan, konsep Quantum Teaching inilah langkah atau strategi yang komprehensif untuk meraih tujuan tersebut.

Saturday, April 24, 2010

SUPERTEACHING I




dari dan untuk PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Ada banyak model pembelajaran yang dapat memudahkan guru melaksanakan tugas utama sebagai agen pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang terkenal adalah model pembelajaran kuantum. Model pembelajaran kuantum ini juga mendukung artikel-artikel sebelumnya tentang tip sukses mengajar 1, tip sukses mengajar 2, atau tip sukses mengajar 3. Apa itu model pembelajaran kuantum?

Istilah “Pembelajaran Kuantum” diadopsi dari istilah Inggris “Quantum Teaching”. “Quantum Teaching” merupakan badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi di SuperCamp, sebuah program percepatan belajar (accelerated learning) yang mempraktikkan metode belajar kuantum (Quantum Learning).

Kesuksesan metode di SuperCamp mendatangkan undangan dari berbagai sekolah untuk melatih guru dengan metode ini. Guna memenuhi kebutuhan yang lebih luas, metode pelatihan di SuperCamp ditulis dalam buku berjudul Quantum Teaching, agar dimanfaatkan oleh para guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Jadi, Quantum Teaching adalah praktik quantum learning di kelas-kelas.

Secara sederhana, pembelajaran kuantum dapat diartikan sebagai pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi menjadi cahaya yang melejitkan prestasi siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Pembelajaran kuantum ini dirancang berdasarkan tiga hal, yaitu: asas utama, prinsip-prinsip, dan model.

Asas Utama
Asas utama pembelajaran kuantum adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun jembatan autentik memasuki kehidupan siswa, untuk mendapatkan hak mengajar dari mereka.

Caranya yaitu dengan mengaitkan apa yang diajarkan guru dengan peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademik siswa. Setelah kaitan terbentuk, guru dapat menerapkan konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita”. Dalam konteks inilah materi pelajaran dibeberkan: kosa kata baru, model mental, rumus, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum menggunakan prinsip-prinsip yang terdiri dari lima macam, yaitu: (1) Segalanya Berbicara, (2) Segalanya Bertujuan, (3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama, (4) Akui Setiap Usaha, dan (5) Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan.

Segalanya Berbicara. Prinsip Segalanya Berbicara mengandung pengertian bahwa segala sesuatu di ruang kelas “berbicara”—mengirim pesan tentang belajar. Dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran. Setiap detail mengabarkan sesuatu—tentang diri dan sikap guru terhadap hal mengajar dan belajar. Sebab itu dalam proses pembelajaran, guru wajib menggubah kelas menjadi “komunitas belajar”—masyarakat mini yang setiap detailnya telah digubah secara saksama untuk mendukung belajar optimal—dari cara mengatur bangku, menentukan kebijakan kelas, hingga cara merancang pengajaran.

Segalanya Bertujuan. Segalanya Bertujuan berarti bahwa semua upaya yang dilakukan guru dalam menggubah kelas mempunyai tujuan, yaitu agar siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi yang tertinggi.

Pengalaman Sebelum Pemberian Nama. Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk hal-hal yang mereka pelajari. Pengalaman menciptakan ikatan emosional dan peluang untuk penamaan. Pengalaman juga menciptakan pertanyaan mental, seperti: Apa?, Mengapa?, Bagaimana?. Jelasnya, pengalaman membangun keingintahuan siswa, menciptakan petanyaan dalam benak mereka, membuat mereka penasaran. Jadi, sebelum menyajikan materi pelajaran, guru perlu terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami atau mempraktikkan sendiri.

Akui Setiap Usaha. Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Ketika siswa telah mengambil langkah ini, mereka patut diberi pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Prinsip Akui Setiap Usaha mengandung konsekuensi bahwa dalam pembelajaran, guru harus mengakui setiap usaha siswa, baik usaha yang sudah tepat atau yang belum. Perlu dipahami bahwa dalam pembelajaran kuantum tidak dikenal istilah “gagal”. Yang ada hanyalah hasil dan umpan balik. Setiap hasil adalah prestasi, dan masing-masing akan menjadi umpan balik demi pencapaian hasil yang tepat sebagaimana dimaksudkan.

Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan. Perayaan merupakan sarapan bagi pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri. Perayaan juga akan mengajarkan kepada siswa mengenai motivasi hakiki tanpa “insentif”. Siswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekadar mencapai nilai tertentu.

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa perlu sering-sering merayakan kesuksesan belajar, dan menghubungkan belajar dengan perayaan. Bentuk perayaan, misalnya: tepuk tangan, tiga kali hore, jentikan jari, kejutan, dan lain-lain.

Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Kuantum mengambil bentuk hampir sama dengan sebuah simponi, yang membagi unsur-unsur pembentuk simponi menjadi dua kategori, yaitu: konteks dan isi.

Konteks adalah kondisi yang disiapkan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas berdasarkan kerangka pembelajaran kuantum. Penyiapan kondisi ini meliputi orkestrasi: suasana yang menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan pengajaran yang dinamis.

Isi merupakan penyajian materi pelajaran yang menerapkan kerangka pembelajaran kuantum, yang dikembangkan dengan konsep: EEL Dr. C (Enroll, Experience, Label, Demontrate, Review, and Celebrate). Dalam bahasa Indonesia, EEL Dr. C diterjemahkan oleh Ary Nilandary menjadi TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).

Secara garis besar pembelajaran yang menggunakan model kuantum menunjukkan ciri-ciri: (1) penggunaan musik dengan tujuan-tujuan tertentu; (2) pemanfaatan ikon-ikon sugestif yang membangkitkan semangat belajar siswa; (3) penggunaan “stasiun-stasiun kecerdasan” untuk memudahkan siswa belajar sesuai dengan modalitas kecerdasannya; (4) penggunaan bahasa yang unggul; (5) suasana belajar yang saling memberdayakan; (6) dan penyajian materi pelajaran yang prima.

Penyajian materi pelajaran terdiri dari enam langkah dengan urutan: (1) penumbuhan minat siswa, (2) pemberian pengalaman langsung kepada siswa sebelum penyajian, (3) penyampaian materi dengan multimetode dan multimedia, (4) adanya demonstrasi oleh siswa, (5) pengulangan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar tahu, dan (6) penghargaan terhadap setiap usaha berupa pujian, dorongan semangat, atau tepukan.

Ada baiknya Anda cek ulang artikel tentang rahasia guru sukses dan indera belajar siswa agar lebih menguatkan pemahaman mengenai perlunya melakukan inovasi dalam mengajar.

Thursday, April 22, 2010

Menyiasati anak ketagihan main GAME



Ane yakin, pembaca disini adalah orang tua yang BIJAK dan PEDULI dengan perkembangan psikologis anak sehingga kelak anak menjadi seseorang yang sesuai dengan harapan orang tua. Anak-anak terlahir di dunia ini sebagaimana kertas putih dan tergantung bagaimana kita sebagai Orang Tua mencorat-coret diatas kertas putih tersebut. Teori Tabularasa tersebut sangat melekat dalam memori Ane dan menjadi acuan dalam penanganan berbagai tantangan yang dihadapi orang tua terhadap perilaku anaknya.
Bagaimana dengan fenomena anak-anak yang mengalami adiksi Play Station (PS)? Adiksi dialami oleh anak-anak yang kurang mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan tepat. Inilah fenomena yang berkembang di masyarakat kita, dengan dinamika kehidupan di kota Jakarta sebagai kota metropolitan yang selalu berpacu dengan waktu, kadang kala kita banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bekerja sehingga interaksi dengan anak relatif minim. Dengan minimnya waktu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota keluarga tersebut, membuat mereka merasa nyaman dengan aktivitas PS. Sebenarnya apa yang membuat anak menjadi adiktif dengan PS? Tidak lain tidak bukan karena PS menawarkan rasa nyaman untuk mengkompensasi emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa dll, sehingga pada akhirnya anak merasa emosi negatifnya tereliminir dengan sendirinya dan merasa senang dan terjadilah kompulsi yaitu kegiatan yang memberikan kenyamanan psikologis yang cenderung diulang-ulang. Ada kecenderungan anak-anak yang menyukai PS dengan permainan yang agresif, ia mampu menunjukkan dirinya sebagai pemenang yang memperkuat egonya. Kondisi dan rasa aman yang diperoleh melalui permainan PS tersebut kurang sesuai dengan realitas pada lingkungannya. Pada anak yang telah mengalami adiksi terhadap PS, cenderung menunjukkan perilaku menarik diri (withdrawal) dari lingkungannya dan asyik bermain hingga lupa waktu.
Kondisi tersebut yang harus disikapi oleh orang tua secara positif. Sebelum melakukan tindakan untuk menghukum anak dengan mengurangi aktivitas yang disenanginya tersebut, sebaiknya kita sebagai orang tua melakukan instrospeksi terlebih dahulu. Bagaimana kita memahami model dunia anak kita? Apakah kita sudah memenuhi cinta tanpa syarat (Unconditional Love) pada anak kita?. Maka sangatlah bijaksana bilamana kita memenuhi cinta yang diharapkan misalnya dengan memahami bahasa cinta anak. Menurut Garry Chapman,Ph.D dan Ross Campbell,M.D. dalam bukunya “The Five Love Languages of Children, bahwa “Setiap anak memiliki tanki emosi yang merupakan wadah emosi yang kuat (cinta) yang mendorongnya untuk melalui hari demi harinya dengan berbagai aktivitas dan memberdayakan potensi anak tersebut. Yang diperumpamakan sebagaimana mobil yang bisa bergerak karena adanya bahan bakar yang diisi terus sehingga mobil bisa digunakan setiap hari untuk beraktivitas”. Jadi tanki emosi cinta ini bisa habis dan tugas orang tua yang mengisinya hingga penuh. Lalu bagaimana cara mengisi tanki cinta tersebut? Ada 5 bahasa cinta untuk mengisi bahasa cinta tersebut yaitu dengan waktu yang berkualitas, kata-kata yang positif atau pujian sebagai afirmasi diri anak, sentuhan fisik, pelayanan dalam arti membantu aktivitas anak dengan perasaan cinta, dan pemberian hadiah. Isilah tanki cinta anak tersebut sesuai dengan kebutuhan anak.
Strategi yang efektif untuk mengisi tanki cinta tersebut dengan metode Hypnosis. Kita mengalami kondisi hypnosis minimal 2 kali sehari yaitu saat gelombang otak berada pada gelombang alpha dan tetta yaitu beberapa saat mulai tertidur dan beberapa saat akan bangun tidur. Cirinya adalah saat tarikan nafas anak sudah 8 – 14 tarikan nafas per menit. Berikanlah sugesti yang positif secara berulang dengan program yang anda inginkan misalnya : “Ayah & Ibu mencintaimu apa adanya, lalu katakan semakin hari ....(sebutkan nama anak anda) semakin bahagia, semakin hari semakin pintar dan mudah menyerap pelajaran di sekolah dsb. Program yang sama diinstall melalui bisikan setiap hari selama 7 hari pada waktu kondisi hypnosis tersebut. Setelah diberikan sugesti tersebut katakan bahwa anak anda akan melupakan apa yang telah anda lakukan ini, yang bertujuan agar anak anda tidak bereaksi seperti tersadar sedang dihypnosis. Bagaimana cara membuat sugesti yang positif? Yaitu dengan kalimat yang positif, tidak boleh menggunakan kalimat negatif misalnya Jangan Nakal, Jangan Malas dsb karena otak kita tidak bisa menerima kalimat negatif. Buatlah kalimat yang singkat, padat dan jelas dan direpetisi atau diulang, programlah dalam jangka waktu tertentu minimal 7 hari/program yang sama. Lakukanlah dengan niat agar anak anda menjadi yang terbaik sebagaimana harapan Anda. Anda MAU PAHAM? LAKUKANLAH!!
Dari berbagai sumber

Sunday, April 4, 2010

TAHUKAH ANDA TAHU.......???????




dari sesama TUKUL.........

MARTABAK TAHU

Bahan dasar Martabak :
 2 butir telur ayam
 50 gr Tepung terigu
 1/3 sdt Merica bubuk
 500 cc Air
 1 sdm Minyak sayur / mentega cair
 Garam secukupnya

Bahan dasar isi :
 2 potong Tahu putih (cincang kasar)
 250 gr Daging giling

Bumbu dan rempah :
 1/2 gelas Air Kaldu
 3 btg Daun bawang (iris halus)
 2 sdm Minyak goreng (untuk menumis)
 1 sdt Bumbu kari bubuk
 1/2 sdt Merica bubuk
 4 siung Bawang putih (haluskan)
 4 siung Bawang merah (haluskan)
 4 buah Cabe hijau (iris halus)

Membuat Martabak :
∞ Buat adonan dari campuran telur, tepung terigu, 1/3 sdt merica, air, minyak sayur dan garam.
∞ Panaskan wajan dadar anti lengket lalu olesi dengan sedikit minyak goreng.
∞ Masukkan 2 - 3 sdm adonan, buat dadar hingga matang
∞ Siapkan selembar dadar dan beri isi, lalu lipat / gulung sesuai selera.
∞ Lumuri dengan telur kocok, goreng diatas api sedang hingga kulit kecoklatan.
∞ Angkat dan sajikan dengan saus sambal / tomat.

Membuat Isi :
 Tumis bawang merah dan bawang putih dengan minyak goreng hingga harum.
 Tambahkan daging giling, aduk sampai daging berubah warna.
 Masukkan merica dan bumbu kari, tuangkan air kaldu.
 Masak hingga bumbu meresap.
 Masukkan tahu, cabe hijau dan daun bawang, aduk sampai rata.
 Masak hingga matang, angkat dan tiriskan.


BISTIK TAHU

Bahan :
 2 buah Tahu
 1 buah Wortel
 1 btr Telur
 1/2 btl Minyak goreng
 5 btg Buncis
 2 buah Kentang
 1 ons Tepung Roti
 1 sdt margarin

Bumbu :
• 2 siung Bawang merah dan bawang putih
• ¼ buah Pala
• Lada secukupnya
• Gula dan garam secukupnya
• 2 sendok Saos mayones(beli yang instant)
• Penyedap secukupnya

Cara Memasak :
1. Hancurkan tahu, campurkan dengan bawang merah dan bawang putih yang sudah dihaluskan.
2. Tambahkan biji pala, sedikit garam, aduk sampai rata.
3. Bentuk adonan bulat - bulat dan agak gepeng (seperti bistik).
4. Kocok telur dan gula, kemudian masukan adonan, angkat dan taburi tepung roti.
5. Goreng hingga kecoklatan, angkat.

Cara membuat Saos :
1. Panaskan panci, masukkan margarin.
2. Tambahkan saos mayones, penyedap, gula, dan air secukupnya.Masak hingga mendidih.
3. Sajikan secara terpisah atau bisa langsung disiramkan.


Puding Tahu

Bahan:
1500 ml susu cair
300 gr tahu sutra
250 gr gula pasir
2 bungkus agar bubuk
1/4 sdt garam

Bahan Kuah :
350 ml air
100 gram jahe, diiris tipis
100 gram gula pasir
1 kaleng koktail, dibuang airnya

Cara membuat :
1. Blender susu dan tahu sutra.
2. Tambahkan gula, agar, dan garam lalu didihkan sambil diaduk.
3. Tuang ke pinggan. Bekukan.
4. Kuah : didhkan air, jahe, dan gula. Angkat.
5. Setelah dingin, masukkan koktail.
6. Siram ke puding lalu saj


STEAK TAHU

Bahan Steak :
 2 potong Tempe
 1 buah Tahu
 Ayam giling/dicincang
 2 siung bawang putih
 1 batang seledri dicincang
 1 sdt penyedap rasa ayam
 2 butir telur
 Garam dan Gula secukupnya

Bahan Saus :
 1 bawang Bombay
 1 sdm tepung terigu
 150 ml air matang
 1 sdm merica
 1 sdt penyedap
 1 sdm kecap manis
 1 sdm saus tomat
 gula secukupnya

Cara Membuat Steak :
1. Hancurkan tempe dan tahu hingga lembut
2. Masukkan bahan-bahan seperti ayam cincang, seledri cincang, bawang
3. Campurkan penyedap, garam dan gula.
4. Masukkan telur kocok hingga rata dan bahan sehingga menyatu.
5. Setelah itu goreng dengan margarin, dibentuk pipih menyerupai steak.

Cara Membuat Steak :
1. Tumis bawang bombay dan masukan secara perlahan tepung hingga harum.
2. Masukkan kecap, saus tomat, penyedap, gula dan lada setelah dihaluskan
3. Masukkan air sedikit demi sedikit, aduk hingga rata dan mengental.
4. Sajikan dengan terpisah atau disiramkan langsung


BOTOK TAHU

Bahan :
Tahu : 3 potong
Tempe : 3 potong
Biji Lamtoro : 0,5 mangkok
Kelapa muda parut : 0,5 mangkok
Udang : secukupnya
Ikan teri : secukupnya
Daun pisang : secukupnya

Bumbu :
Bawang merah : 6 siung
Bawang putih : 1 siung
Daun jeruk purut : 1 lembar
Cabe rawit : 10 buah
Cabai hijau : 5 buah
Belimbing sayur : 6 buah
Cabe merah : 1 buah
Tomat : 2 buah
Garam : secukupnya

Cara memasak :
01. Kukus tahu dan tempe sampai masak, lalu potong dadu, lamtoro
direndam air panas.
02. Haluskan semua bumbu, udang dan teri dicuci bersih.
03. Campur menjadi satu, kelapa muda parut, bumbu, udang, ikan teri,
biji lamtoro dan bumbu iris, aduk sampai rata.
04. Bungkus dengan daun pisang, kukus sampai matang.

Thursday, April 1, 2010

Menurunkan Berat Badan Ideal dengan "MODELING"...Mau...????




dari Sahabat, untuk Sahabat

Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan


Ted, nggak salah tuh?

Apanya yang salah dan enggak?

Ya itu, mau sharing tentang NLP( lihat artikel bulan Maret tentang ini) dan slimming.

Emang apa yang salah?

Kok tiba-tiba menclok ke dunia per-slimming-an?

Nggak menclok kok.

Terus?

Hanya berbagi pengalaman. Tahun 2008 kan tahun berat badan tertinggi tuh, 72 kg. Nah, di pertengahan 2009 turun hingga 68. Terus turun hingga mencapai titik stabil di 61. Bahkan pernah 59. Semuanya tanpa diet.

Hah! Yang bener tuh? Tanpa diet?

Bener. Makan enak, aktivitas biasa. Tubuh seperti mengatur sendiri kapan harus berhenti, kapan harus menambah.

Waaaah, mau donk dibagi pengalamannya!

Nah, ini baru mau ditulis.


Demikianlah obrolan singkat saya dengan seorang kawan yang mendengar bahwa saya akan berbagi pengalaman di NLP Talks dengan judul “Slim WithOut Pain”. Karena selama ini saya banyak dikenal sebagai praktisi NLP untuk urusan bisnis dan pendidikan, maka kawan saya ini jadi penasaran ketika mengetahui saya seolah berpindah haluan ke soal-soal kesehatan.

Well, bagi saya, saya tidak sedang berpindah haluan. Sebab haluan saya ya memang satu: aplikasi NLP di semua bidang. Dan karena obyek NLP adalah manusia, maka saya berani mengatakan bahwa dimana ada manusia, di situ lah NLP bisa berperan aktif.

Lalu, apa sebenarnya yang akan saya bagikan?

Sederhana kok. Saya sendiri heran dan masih terus memodel apa yang terjadi dalam diri saya. Kok bisa-bisanya berat badan saya turun ke titik yang saya inginkan, tanpa ada program khusus. Karena saya menganggap hal ini sebagai salah satu hal yang ekselen, maka alarm NLP saya pun menyala keras, “Woooi, model woooi! Jangan dianggurin aje tuh!” Begitu lah kira-kira alarm tersebut memperingatkan saya.

Tentu saja masih banyak orang lain yang mengalami perubahan jauh lebih dramatis daripada saya. Maka dari itu saya juga masih terus mencari dan mengembangkan model ini, sembari melakukannya pada diri sendiri.

Saya pun mengingat-ingat kembali perjalanan saya sejak akhir tahun 2008, ketike berat badan saya mencapai titik tertinggi sepanjang saya hidup hingga saat ini: 72 kg. Wah, sungguh repot. Tubuh terasa berat, celana dan baju kesempitan semua, turun tangga latihan gempa ngos-ngosan, pokoknya nggak nyaman sama sekali lah.

Entah apa yang terjadi ketika itu, berat badan saya pun turun hingga mencapai 68 kg. Titik yang membuat saya PD, bahwa saya pasti bisa mencapai berat badan ideal, sesuai dengan tinggi badan saya. Sungguh aneh, sebab merasa tidak mengelola kegiatan makan saya secara sadar. Saya tetap makan makanan-makanan favorit saya, saya tetap beraktivitas seperti biasa, benar-benar tidak ada program khusus.

Namun, memang ada sesuatu yang berubah dalam pola makan saya.

Ya, tubuh saya seperti mengatur dirinya sendiri. Saat sedang kelaparan di pagi hari, misalnya, saya makan cukup banyak. Nah, biasanya, meskipun sudah makan cukup banyak, jam 10 perut saya sudah mulai keroncongan lagi tuh. Maka turun lah saya ke koperasi kantor untuk mencari beberapa potong cemilan.

La sekarang ini beda sekali. Jika saya sudah sarapan cukup banyak, maka otomatis perut saya aman sampai siang. Memang sesekali terasa keroncongan, tapi sekarang saya seperti memiliki sebuah tombol pause, dengan bertanya pada diri sendiri, “Kamu ini benar-benar lapar, atau mau nurutin nafsu makan doank?” Nah, kalau sudah begini, biasanya saya pun tersadar dan mengurungkan niat untuk makan cemilan lalu melanjutkan pekerjaan. Begitu pun yang terjadi saat satu ketika saya makan berlebihan akibat ada rekan-rekan kerja yang ulang tahun atau membawa cemilan sisa meeting di sore hari. Maka otomatis di malam hari nafsu makan saya bisa hilang sama sekali, atau setidaknya menurun drastis lah.

Sementara itu, saya juga menandai hal lain, yakni dalam soal pengaturan makanan. Jika saya merasa sudah makan atau minum terlalu banyak gula, maka secara otomatis saya jadi kepingin banyak minum air putih. Begitu pula saat saya terlalu banyak makan makanan berlemak, saya pun kemudian jadi kepingiiiiin banget makan sayur dan buah-buahan. Semuanya berlangsung secara otomatis tanpa saya sadari saat ia terjadi. Seolah ada program baru terinstal dalam diri saya untuk melakukan itu semua.

Ada apa ini?

Selidik punya selidik, saya pun menemukan beberapa kata kunci.

Pertama, saya sejak dulu percaya bahwa berat badan ideal itu kuncinya hanya 1: menyeimbangkan input dan output. Input adalah makanan, output adalah aktivitas. Kalau yang kita makan sesuai dengan apa yang kita keluarkan, berat badan kita ideal. Sementara kalau salah satu saja tidak seimbang, kita pun kegemukan atau kekurusan. Nah, konsep keseimbangan ini saya rasakan telah menjadi sebuah belief baru bagi saya dalam hal makanan. Maka tidak heran jika perilaku-perilaku seperti saya ceritakan tadi muncul begitu saja, sebab belief baru jelas memiliki repertoar perilakunya sendiri.

Kedua, kata ‘makan’ saya resapi memunculkan makna yang berbeda pada saya saat ini. Saya ingat ketika saya masih gembul dulu, saya rupanya masih menggunakan mindset makan mahasiswa, yang lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Makan adalah untuk menghilangkan lapar, dan bikin kenyang. Jadilah saya gembul, sebab aktivitas fisik saya setelah bekerja jelas jauh menurun dibandingkan ketika kuliah. Kembali ke hukum keseimbangan, maka output saya kalah jauh dibandingkan input saya. Apalagi, kualitas makanan (baca: makanan berlemak) yang saya makan pun meningkat. Klop sudah, gembul mania.

Nah, sekarang ini, kata ‘makan’ rupanya memiliki makna yang multipel. Ia bermakna sumber energi, sehingga kalau bisa menggunakanya itu ya sehemat mungkin, namun dengan manfaat yang maksimal. Persis seperti para produsen kendaraan bermotor yang selalu terobsesi untuk menciptakan kendaraan berbahan bakar irit dengan tenaga yang besar. Maka makna ini menjadikan saya fokus untuk mencari makanan yang dapat memberi energi maksimal, tanpa perlu terlalu mengenyangkan perut. Sebab perut yang kenyang akan menambah beban tubuh, sehingga toh makanan yang saya masukkan sebenarnya justru lebih banyak digunakan untuk mengendalikan tubuh yang kelebihan beban ini.

Kata ‘makan’ juga bermakna ibadah, seperti halnya berbagai aktivitas lain. Seiring dengan pengembangan Spiritual NLP yang saya lakukan sejak awal 2009, saya menemukan bahwa kegiatan makan tidak akan berlebihan jika dilakukan sesuai dengan ajaran agama.

Kok?

Begini ceritanya. Yang sederhana saja deh. Doa makan saja. Berapa banyak orang yang membaca doa makan asal lewat? Padahal, doa makan adalah sebuah cara yang ampuh untuk menyiapkan tubuh menerima dan mengolah makanan. Saya merasakan bahwa membaca doa makan dengan penuh penghayatan rupanya memunculkan sensasi khidmat nan nikmat saat makan. Sensasi inilah yang kemudian menjadikan kegiatan makan tidak akan saya campur dengan kegiatan lain yang akan mengurangi kenikmatannya. Nah, klop banget nih dengan apa yang pernah saya dengar dari hasil penelitian (sayangnya, saya lupa sumbernya) bahwa kebanyakan orang obesitas karena sering melakukan kegiatan makan bersamaan dengan kegiatan lain seperti bekerja, menonton televisi, dll. Akibatnya, tubuh tidak benar-benar siap menerima makanan, plus tidak benar-benar maksimal dalam mengolah makanan yang masuk.

Sementara itu, dalam doa makan yang biasa saya ucapkan, terkandung makna bahwa kita meminta agar dihadirkan keberkahan dalam makanan yang kita makan. Wah, ini jelas doa yang serius nih. Diucapkan pada Tuhan pula. Maka kegiatan makan saya pun tidak menjadi kegiatan yang sepele lagi, sehingga berbagai adab makan seperti duduk dan mengunyah hingga lumat pun berjalan secara otomatis. Nah, saya lalu merasakan lagi, bahwa adab-adab ini rupanya juga menyiapkan tubuh untuk menerima makanan dan mengolahnya dengan lebih mudah.

Semenjak penemuan inilah, saya tidak pernah lagi main-main dengan doa yang saya ucapkan.

Ketiga, omong-omong soal menyeimbangkan menu, rupa-rupanya terjadi proses perubahan submodalitas dalam diri saya terkait dengan jenis makanan yang selama ini kurang favorit bagi saya. Ya, saya bukanlah penggemar sayuran. Dulu, saya hanya makan sayuran jika sudah mulai sembelit. Entah bagaimana mulanya, yang pasti saya mulai dapat merasakan kenikmatan makan sayur. Tidak saja lidah saya berkompromi, tapi saya benar-benar merasakan asyiknya. Apalagi yang namanya gado-gado. Wuih, kini bagi saya persis seperti makan pizza!

Begitu pula dengan minum air putih. Saya yang penggemar minuman manis nan berwarna, kini mampu meminum air putih dalam jumlah banyak dengan penuh kenikmatan. Ya, seperti ada proses amplify di kerongkongan saya saat merasakan kesegaran air putih, yang mengaliiiir terus hingga lambung. Wuih…segar deh pokoknya!


Oh, jadi begitu caramu jadi kurus?

Begitulah.

Mudah ya?

Siapa yang bilang sulit?

Iya juga sih. Terus, kalau buat menggemukkan badan, bisa juga?

Ya. Langkah-langkah di atas kan memang bukan soal menurunkan berat badan, melainkan mencapai berat badan yang ideal, tepat sesuai kebutuhan kita. Maka orang yang terlalu kurus tentu akan meningkat berat badannya hingga mencapai titik ideal itu.

Wah, asyik nih. Coba ah…


Demikianlah. Saya masih terus melakukan proses modeling, termasuk pada beberapa rekan yang doyan makan namun tetap langsing. Namun setidaknya 3 hal di atas sudah begitu nyata saya rasakan efeknya dalam diri saya. Di antara ketiganya, 2 yang pertama merupakan kata kunci yang penting. Hidup adalah soal menjaga keseimbangan. Keseimbangan dijaga, hidup pun tenang dan damai. Sementara ketika setiap hal sudah bermakna ibadah, maka tidak akan ada istilah merasa kurang sehingga perlu menambah yang tidak kita butuhkan.

Jadi, selamat memulai hidup baru

SERBA DAGING






Kiriman dari rekan sesam TUKUL (TUkang KULiner)

SAMBAL DAGING BALADO

Bahan:
∞ 150 g daging sapi cincang
∞ 5 sdm minyak sayur
∞ 1 lembar daun salam
∞ 1 buah tomat , cincang
∞ 20 mata petai, kupas, iris menjadi 2
∞ 150 ml air

Bumbu, haluskan:
 200 g cabai merah, buang bijinya, kukus sampai matang
 10 butir bawang merah
 4 siung bawang putih
 6 butir kemir, sangrai
 20 g gula merah, sisir
 1 sdt garam
 1 sdm terasi matang

Cara membuat:
1. Sangrai daging cincang sampai air daging habis dan kering.
2. Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan daun salam hingga harum dan matang.
3. Masukkan tomat, daging, petai, dan air.
4. Masak sampai daging empuk, kuahnya mengental dan berminyak
Tambahkan irisan cabai rawit merah jika ingin rasa pedas yang hebat.
Untuk 5 orang


TUMIS DAGING TAUGE ASYIK

Bahan:
 100 g daging has sapi, iris kecil sebesar batang korek api
 1 sdm saus tiram
 1 sdm kecap manis
 1 sdm tepung maizena
 ½ sdt merica bubuk
 2 sdm minyak sayur
 1 siung bawang putih, cincang halus
 50 g paprika hijau, iris tipis panjang
 100 g tauge besar, bersihkan
 1 sdm saus tiram
 ½ sdt merica bubuk

Cara membuat:
1. Aduk irisan daging sapi dengan saus tiram, kecap, tepung maizena dan merica hingga rata.
2. Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga kuning.
3. Masukkan irisan daging berbumbu, besarkan api, aduk hingga daging matang.
4. Tambahkan sayuran dan bumbu. Aduk hingga layu.
5. Angkat, sajikan hangat.

Untuk 4 orang


TELCAMDAG

Bahan :
♪ 1 butir telur ayam
♪ 1 ½ sdm minyak goreng, untuk menumis
♪ 50 gr daging cincang
♪ 10 gr sayur campur, mis. Wortel, biji jagung dan kc polong
♪ 100 ml kaldu/air
♪ 1 sdt tepung sagu, larutkan dengan sedikit air

Bumbu :
o ½ sdt bawang putih cincang
o 1 sdm irisan daun bawang kecil bag.putih
o 1 irisan tipis jahe
o ¼ sdt garam
o ¼ sdt gula pasir
o ¼ sdt merica bubuk
o ½ sdm kecap asin
o 1 batang daun seledri, iris
o ¼ sdt minyak wijen

Cara membuat :
1. Kocok telur dgn garam & merica bubuk secukupnya, buat dadar telur. Potong2
2. ukuran 5x5 cm, sisihkan.
3. Panaskan minyak, tumis bw putih, daun bawang dan jahe hingga harum.
4. Masukkan daging, aduk smp daging berubah warna.
5. Masukkan sayur campur, beri garam, gula pasir, merica bubuk, kecap asin, kaldu.
6. Masak hingga mendidih, lalu kentalkan dengan air sagu.
7. Taburi seledri dan minyak wijen. Siram di atas telur dadar. Hidangkan.

Untuk 1-2 porsi


DAGING GULUNG ISI

Bahan:
• 500 gr daging has
• 1 sdt garam
• 1/2 sdt lada halus
• 1/4 sdt pala
• 6 lembar telur dadar yang tipis
• 100 gr wortel kecil kupas, rebus setengah matang
• 100 gr asparagus hijau, bersihkan, rebus setengah matang
• 100 gr daun bawang, ambil bagian yang putih
• 100 gr margarin
• 500 ml air
• 2 btr cengkeh
• 1/2 sdt pala
• 1 sdt garam
• 1/2 sdt lada
• 3 sdm saus inggris
• 2 sdm kecap manis
• 2 sdt tepung maizena
• benang katun untuk pengikat

Cara membuat:
1. Iris daging sapi membujur, searah sehingga daging menjadi 2 lembaran berukuran kurang 20 x 15 x 1/2 cm. Pukul-pukul lembaran daging hingga pipih sambil ditaburi garam, lada, dan pala hingga rata.
2. Ambil selembar daging, beri 2 lembar telur dadar menurut panjang daging.
3. Taruh wortel, daun bawang, asparagus disalah satu sisinya, gulung sambil dipadatkan.
4. Ikat daging dengan benang katun, lakukan juga untuk sisa bahan.
5. Panaskan margarin, goreng daging gulung hingga berubah warna.
6. Tambahkan air, cengkeh, pala, garam, lada, saus inggris dan kecap manis, ratakan
7. Masak daging sambil dibalik-balik hingga matang.
8. Angkat daging, lepaskan benangnya.
9. Panaskan kaldu daging dan kentalkan dengan tepung maizena yang sudah dicairkan, aduk rata.
Untuk 6 orang


DAGING MADU

Bahan:
 250 gr daging has, dipotong seperti telunjuk
 1 buah paprika merah, dipotong panjang
 1 buah paprika hijau, dipotong panjang
 50 gr taoge besar
 3 sdm madu
 2 sdm kecap Inggris
 1 sdm kecap asin
 2 sdm kecap manis
 1/2 sdt merica bubuk
 1 sdt tepung sagu
 2 sdm minyak goreng
 3 sdm minyak goreng untuk menumis

Cara membuat :
1. Campur daging, madu, kecap Inggris, kecap asin, kecap manis, merica bubuk, tepung sagu, dan minyak. Aduk rata.
2. Panaskan minyak goreng. Tumis daging setengah matang. Masukkan paprika
3. merah, paprika hijau, dan taoge. Tumis hingga layu dan daging matang.
4. Angkat dan hidangkan.
Untuk 3 porsi.


TUMIS DAGING SAYUR

Bahan :
 500 gr daging sapi, potong potong
 150 gr daun kol
 2 lbr daun salam
 1 sdm air asam
 1 btg serai, memarkan
 5 sdm kecap manis
 20 bh cabai rawit
 1 ltr air
 6 bh bawang merah, iris tipis
 garam & gula pasir, secukupnya

Bumbu dihaluskan :
• 3 siung bawang putih
• 1 sdt merica bulat
• 1 sdt ketumbar sangrai
• 1 sdt jahe
• ½ sdm irisan lengkuas

Cara membuat :
1. Tumis bawang merah dg 3 sdm minyak goreng, hingga kuning
2. Masukkan bumbu halus, daun salam & serai
3. Setelah harum, masukkan daging, masak hingga berubah warna
4. Masukkan air, kecap manis & air asam, masak hingga daging lunak
5. Sebelum kuah habis, masukkan cabe rawit & kol, garam & gula pasir
6. Angkat sajikan
Untuk 6 orang



RENDANG SPESIAL RAMADHAN

Bahan:
 1 kg daging sapi, dipotong jadi sekitar 15 potong
 2 liter santan dari 3 butir kelapa tua parut dan diperas.
 1 batang serai, dimemarkan
 1 lembar daun kunyit
 5 lembar daun jeruk purut, diikat dengan daun kunyit

Bumbu yang dihaluskan:
• 12-20 buah cabai merah, digiling
• 6 butir bawang merah
• 3 siung bawang putih
• 1 cm jahe
• 5 cm lengkuas/laos
• garam secukupnya

Cara Membuat:
1. Masak santan bersama daun kunyit, daun jeruk dan serai.
2. Lalu masukkan bumbu yang sudah dihaluskan sampai mendidih dan kecilkan apinya.
3. Masak terus sampai semua bahan berwarna kehitam-hitaman dan matang
4. Selalu diaduk supaya bumbu merata dan tidak gosong atau berkerak
5. Angkat sajikan pada saat berbuka atau panaskan pada saat sahur.
Untuk 12 orang




SEMUR LIDAH Ala MAMA

Bahan:
• 500 gram lidah sapi
• 4 sdm margarin
• 4 sdm minyak goreng
• 1 sdm kecap manis
• 2 ikat daun seledri, iris tipis
• air secukupnya

Bumbu yang dihaluskan:
• 10 butir bawang merah, iris tipis
• 3 siung bawang putih, iris tipis
• 5 buah cabai rawit
• 3 buah tomat
• 1 sdm garam
• ½ sdt merica

Cara Membuat:
1. Rebus lidah dengan air secukupnya sampai empuk, kuliti, iris tipis.
2. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai kuning. Angkat & tiriskan.
3. Goreng potongan lidah dengan margarin
4. Setelah setengah matang, tuang air rebusan lidah
5. masukkan bumbu yang telah dihaluskan.
6. Masukan seledri dan kecap manis.
7. Masak hingga kuah mendidih. Siap dihidangkan.

Lidah bisa diganti dengan daging
Untuk 4-5 orang.